Sabtu 20 Jun 2020 14:59 WIB

AS dan Rusia akan Bahas Perjanjian Pengendalian Senjata Baru

Trump berulang kali meminta China bergabung dengan AS dan Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
AS dan Rusia akan Bahas Perjanjian Pengendalian Senjata Baru. Presiden AS Donald Trump.
Foto: Patrick Semansky/AP
AS dan Rusia akan Bahas Perjanjian Pengendalian Senjata Baru. Presiden AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, Utusan Khusus Presiden AS Marshall Billingslea akan mengunjungi Austria pekan depan. Ia akan membahas 'topik-topik yang sudah disetujui kedua belah pihak mengenai masa depan pengendalian senjata' dengan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov.

"Amerika Serikat melanjutkan mengundang China untuk bergabung dalam diskusi ini, dan menegaskan ketiga negara harus menegosiasikan pengendalian senjata dengan niatan yang baik," kata Kementerian Luar Negeri AS dalam pernyataan mereka, Sabtu (20/6).

Baca Juga

Presiden AS Donald Trump berulang kali meminta China bergabung dengan AS dan Rusia dalam perundingan pengendalian senjata yang akan mengganti perjanjian New START (for Strategic Arms Reduction Treaty). Perjanjian itu akan habis masa berlakunya pada Februari tahun depan.

New START menggantikan Perjanjian Moskow (SORT) yang berakhir bulan Desember 2012. Perjanjian ini kelanjutan dari START I yang berakhir Desember 2009, perjanjian START II yang tidak pernah diberlakukan, dan negosiasi perjanjian START III tidak pernah selesai.

China yang diperkirakan memiliki 300 senjata nuklir berulang kali menolak ajakan Trump. Pekan lalu Billingslea mengatakan ia sudah menyepakati tempat dan waktu perundingan dengan Ryabkov. 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement