Senin 22 Jun 2020 15:31 WIB

Festival Daging Anjing di China Kembali Dibuka

Aktivis berharap 2020 jadi tahun terakhir festival daging anjing di China.

Daging anjing dijual di Festival Daging Anjing tahunan di Kota Yulin, Guangxi, China, 21 Juni 2016. China akan melarang perdagangan hewan tertentu akibat Covid-19.
Foto: EPA-EFE/WU HONG
Daging anjing dijual di Festival Daging Anjing tahunan di Kota Yulin, Guangxi, China, 21 Juni 2016. China akan melarang perdagangan hewan tertentu akibat Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Festival daging anjing di China telah dibuka. Festival tersebut seakan menentang kampanye pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan mengurangi risiko kesehatan yang tengah disorot karena wabah virus corona.

Para aktivis berharap penyelenggaraan festival di Kota Yulin bisa dibatasi. "Saya berharap Yulin akan berubah tidak hanya demi hewan tetapi juga untuk kesehatan dan keselamatan warganya," kata Peter Li, spesialis kebijakan China pada Humane Society International, sebuah kelompok pejuang hak-hak hewan.

Baca Juga

Festival tahunan yang berlangsung selama 10 hari di Kota Yulin biasanya menarik ribuan pengunjung. Banyak di antara mereka membeli anjing yang dipajang di kandang-kandang yang sempit.

Pemerintah sedang menyusun undang-undang baru untuk melarang perdagangan satwa liar dan melindungi hewan peliharaan, dan para aktivis berharap tahun ini akan menjadi kali terakhir festival diadakan.

"Mengizinkan pertemuan massal untuk berdagang dan mengonsumsi daging anjing di pasar yang ramai dan restoran atas nama festival menimbulkan risiko kesehatan masyarakat yang signifikan," kata Li.

Virus corona, yang diyakini berasal dari kelelawar tapal kuda sebelum menular ke manusia di sebuah pasar di Kota Wuhan, telah memaksa China untuk meninjau kembali hubungannya dengan hewan. Negara itu telah berjanji untuk melarang perdagangan satwa liar.

Pada April, Shenzhen menjadi kota pertama di China yang melarang konsumsi anjing. Kota-kota lain diperkirakan akan menyusul.

Kementerian Pertanian setempat juga memutuskan untuk mengklasifikasikan anjing sebagai hewan peliharaan dan bukan hewan ternak, meskipun masih belum jelas bagaimana klasifikasi ulang akan memengaruhi perdagangan di Yulin. Zhang Qianqian, seorang aktivis hak-hak binatang yang berada di Yulin pada hari Sabtu (20/6), mengatakan hanya masalah waktu sebelum festival daging anjing dilarang.

"Dari apa yang kami pahami berdasarkan percakapan kami dengan penjual daging, para pemimpin mengatakan bahwa konsumsi daging anjing tidak akan diizinkan di masa depan," kata dia, dilansir dari Reuters.

"Tetapi melarang konsumsi daging anjing akan sulit dan akan memakan waktu."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement