REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Yunani menutup salah satu aula yang biasanya digunakan oleh umat Muslim untuk melakukan sholat. Kementerian Urusan Pendidikan dan Agama menyatakan, aula tersebut tidak memiliki izin operasi.
Kementerian Urusan Pendidikan dan Agama memberikan waktu kepada pengelola selama 15 hari untuk mengosongkan tempat tersebut. Asosiasi Muslim Yunani kecewa dengan keputusan pemerintah itu. Pasalnya, Aula al-Andalus telah beroperasi sejak 1989.
"Kami sedih mendengar kabar penutupan salah satu aula tertua yang digunakan untuk beribadah di Ibu Kota. Tidak ada negosiasi dengan kementerian terkait penutupan ini," ujar Asosiasi Muslim Yunani dalam siaran pers.
Aula al-Andalus terletak di Piraeus, sebuah kota pelabuhan, sekitar 12 kilometer dari pusat Kota Athena. Yunani memiliki populasi Muslim cukup besar, termasuk seperempat juta Muslim di kota metropolitan Athena.
"Kami menganggap penutupan tak terduga ini sebagai tindakan simbolis atas nama pemerintah yang ingin menekan kegiatan keagamaan dari agama yang dominan," ujar Asosiasi Muslim Yunani.
Penutupan Aula al-Andalus menjadikan Athena sebagai satu-satunya ibu kota di Eropa yang tidak memiliki masjid. Sebelumnya, sebuah masjid baru telah dibuka di Athena. Namun, masjid tersebut tidak memiliki imam sehingga belum dibuka untuk beribadah.
Muslim Turki di Yunani mengeluhkan bahwa pemerintah telah mencoba untuk meredam pelaksanaan kegiatan agama, termasuk hak untuk memilih mufti dan administrator wakaf. Pada Desember pejabat Yunani mengatakan, pemerintah sedang membuat peraturan yang diperlukan untuk mengatur pembangunan masjid, yang dapat menampung 350 jamaah.
Berita ini diterbitkan di: https://www.aa.com.tr/en/europe/greece-muslim-prayer-hall-ordered-shut/1887460