REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sebuah majalah Prancis menyebut bahwa Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, merupakan satu-satunya pemain di Libya yang bertindak dengan cara jujur. Dalam sebuah artikel di majalah Le Canard, pemerintah Ankara disebut tidak menyembunyikan agenda militer, geopolitik, dan energi di Mediterania, Libya, dan Siprus.
Dalam artikel tersebut juga diulas mengenai kemenangan Government of Nasional Accord (GNA) dalam mengalahkan kelompok pemberontak atas dukungan Turki. Padahal, kelompok pemberontak Libya yang dipimpin oleh Khalifa Haftar mendapatkan dukungan dari Rusia, Mesir, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Prancis.
Libya dilanda perang saudara sejak penggulingan penguasa Muammad Gaddafi pada 2011. Pemerintahan baru negara itu kemudian didirikan pada 2015 di bawah perjanjian yang dipimpin oleh PBB.
Namun, upaya penyelesaian politik jangka panjang telah gagal karena serangan militer oleh kelompok Haftar. PBB mengakui pemerintahan Libya yang sah adalah dipimpin oleh Fayez al-Sarraj.
Artikel dalam majalah Prancis tersebut juga mengulas mengenai pernyataan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi yang akan melakukan intervensi langsung di Libya. Hal ini merupakan deklarasi perang karena telah mencampuri urusan dalam negeri Libya.
Pemerintah meluncurkan Operation Peace Storm pada Maret untuk melawan serangan Haftar di ibu kota Tripoli. Belum lama ini mereka berhasil membebaskan lokasi-lokasi strategis termasuk Tarhuna, yang merupakan benteng terakhir Haftar di Libya barat.
https://www.aa.com.tr/en/africa/erdogan-only-honest-player-in-libya/1889080