REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand berencana untuk memperpanjang status darurat yang ketiga kalinya selama sejak wabah virus corona jenis baru (Covid-19) ditemukan di negara itu. Langkah ini bertujuan untuk mempersiapkan pembukaan kembali bisnis, sekolah, dan institusi pendidikan lainnya yang dinilai berisiko tinggi di tengah pandemi saat ini.
Dewan Keamanan Nasional Thailand merekomendasikan perpanjangan status darurat hingga akhir Juli mendatang. Negara Asia Tenggara itu telah menetapkan status darurat guna mengendalikan penyebaran Covid-19 sejak akhir Maret.
Namun, dalam beberapa waktu terakhir, pelonggaran aturan-aturan pembatasan yang ditetapkan selama status darurat dilakukan. Hal ini bertujuan memulai kembali perekonomian Thailand, yang seperti banyak negara lainnya di dunia juga terpukul akibat pandemi Covid-19.
Meski demikian, perbatasan negara masih ditutup secara luas. Hanya beberapa warga asing dengan izin kerja atau bisnis diperbolehkan masuk ke Thailand pada bulan depan.
Belum ada laporan tranmisi penularan virus corona jenis baru lokal selama 31 terakhir di Thailand. Sejumlah kasus Covid-19 terbaru di Negeri Gajah Putih itu saat ini dilaporkan berasal dari warga yang kembali dari luar negeri dan sedang menjalani karantina.
Kabinet Thailand mempertimbangkan perpanjangan darurat dalam pertemuan yang dijadwalkan diselenggarakan pada pekan depan. Hingga Kamis (25/6) terdapat 3.158 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di negara itu.
Terdapat 58 kematian akibat Covid-19 di Thailand. Sementara, jumlah pasien yang dinyatakan pulih adalah 3.038 orang.