Sabtu 27 Jun 2020 07:10 WIB

Pemilu Korsel Catat Partisipasi Tertinggi

66,2 persen pemilih berpartisipasi meski pemilu Korsel digelar saat pandemi.

Pemilu Korsel Catat Partisipasi Tertinggi. Warga Korsel memberikan suara sambil mengenakan sarung tangan plastik untuk mencegah virus di TPS di Seoul, Korea Selatan,  Rabu (15/4). Korea Selatan menyelenggarakan pemilihan umum di tengah kontrol ketat akibat berlangsungnya pandemi Covid-19.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Pemilu Korsel Catat Partisipasi Tertinggi. Warga Korsel memberikan suara sambil mengenakan sarung tangan plastik untuk mencegah virus di TPS di Seoul, Korea Selatan, Rabu (15/4). Korea Selatan menyelenggarakan pemilihan umum di tengah kontrol ketat akibat berlangsungnya pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilu legislatif nasional Korea Selatan yang diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19, justru mencapai tingkat partisipasi tertinggi.

Dilaksanakan pada 15 April 2020, pemilu tersebut terbilang berhasil dengan partisipasi lebih dari 29 juta pemilih, atau mencakup 66,2 persen dari total pemilih yang terdaftar.

Baca Juga

“Ini adalah rekor partisipasi tertinggi untuk pemilu parlemen dalam 28 tahun terakhir,” kata staf bidang politikKedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta Cho En-young kepada ANTARA, Jumat.

Menurut Cho, otoritas Korea Selatan sempat khawatir jika mobilisasi orang secara besar-besaran dalam pelaksanaan pemilu dapat menjadi sumber penyebaran virus corona baru.

Selain itu, ada pula kekhawatiran tentang ketidakmampuan untuk melakukan kampanye politik dengan benar mengingat adanya pemberlakuan langkah-langkah pembatasan sosial.

Untuk itu, dalam masa persiapan, Komisi Pemilihan Umum (NEC) bekerjasama dengan pemerintah menyusun prosedur operasi yang terperinci untuk pemungutan suara dan penghitungan suara secara aman.

Prosedur pemilihan untuk pasien serta orang-orang di bawah karantina mandiri juga dipaparkan. Pedoman bagi pemilih untuk hari pemungutan juga dirancang dan diedarkan secara luas sebelum pemilu.

“Secara umum, orang-orang memahami bahwa pemilu harus dilaksanakan sesuai jadwal,” ujarCho.

“Warga Korea Selatan memiliki kepercayaan pada kemampuan pemerintah untuk mengelola pemilu dengan aman dan saling percaya bahwa setiap orang akan dengan hati-hati menjaga protokol kesehatan,” ia menambahkan.

Selain prosedur pelaksanaan yang aman, Cho menyatakan bahwa kunci kesuksesan pemilu di Korea Selatan terletak pada kepatuhan warganya untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Protokol itu mencakup kewajiban memakai masker, menjaga jarak satu meter, pemeriksaan suhu tubuh, memakai cairan pembersih tangan, dan mengenakan sarung tangan plastik sekali pakai pada saat pemungutan suara.

Pada 10 Mei 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan belum melaporkan kasus COVID-19 yang terkait dengan kegiatan pemilu legislatif yang dimenangkan oleh Partai Demokrat, yang mendukung kepemimpinan Presiden Moon Jae-in.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement