REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Negara-negara Uni Eropa (UE) gagal untuk menyelesaikan daftar aman terakhir dari negara-negara yang penduduknya dapat melakukan perjalanan ke wilayah tersebut pada awal Juli. Para Duta Besar dari 27 anggota UE bertemu untuk menetapkan kriteria pemberian akses bebas karantina.
Proposal 10-20 negara diajukan kepada UE, tetapi banyak yang mengatakan, mereka perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan pemerintah negara-negara tersebut. Diplomat yang mengetahui pertemuan tersebut menyampaikan, dari deretan negara yang diajukan, beberapa negara tidak masuk sama sekali dalam pengajuan, termasuk Amerika Serikat (AS), Brazil, atau Rusia.
Diskusi terus berlangsung pada sejak Jumat sore hingga malam. Negara-negara UE diharapkan dapat memberikan penjelasan pada Sabtu (27/6), demikian dilanisr Reuters.
Komisi Eropa telah menyarankan blok tersebut pertama-tama akan mengangkat aturan perbatasan internal. Kemudian, UE secara bertahap akan terbuka untuk orang luar, tetapi langkah pertama saja belum berjalan sesuai rencana.
Ada kesepakatan luas blok tersebut seharusnya hanya terbuka bagi pengunjung dari negara yang memiliki situasi epidemiologis yang sama atau lebih baik. Hanya saja, ada posisi tidak jelas soal cara menilai penanganan epidemi dan keandalan data suatu negara.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) menyampaikan, sejumlah negara, seperti Tanzania, Turkmenistan, dan Laos tidak memiliki laporan kasus dalam dua minggu terakhir. Berdasarkan data badan UE ini, untuk dua minggu belakangan, sejumlah negara jelas dalam situasi yang lebih buruk daripada UE, seperti AS, Meksiko, Brazil, dan sebagian besar Amerika Latin, Rusia, Afrika Selatan, serta Arab Saudi.