Ahad 28 Jun 2020 02:20 WIB

262 Pilot Pakistan Diduga Palsukan Sertifikasi

262 pilot maskapai penerbangan diduga menghindari ujian kualifikasi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Staf pemadam kebakaran mencoba untuk memadamkan api yang disebabkan oleh kecelakaan pesawat di Karachi, Pakistan, Jumat, 22 Mei 2020. Seorang pejabat penerbangan mengatakan, sebuah pesawat penumpang milik Perusahaan Penerbangan Internasional Pakistan yang mengangkut lebih dari 100 penumpang dan awaknya jatuh di dekat kota pelabuhan selatan Karachi
Foto: AP/Fareed Khan
Staf pemadam kebakaran mencoba untuk memadamkan api yang disebabkan oleh kecelakaan pesawat di Karachi, Pakistan, Jumat, 22 Mei 2020. Seorang pejabat penerbangan mengatakan, sebuah pesawat penumpang milik Perusahaan Penerbangan Internasional Pakistan yang mengangkut lebih dari 100 penumpang dan awaknya jatuh di dekat kota pelabuhan selatan Karachi

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan memberlakukan pelarangan terbang terhadap 262 pilot maskapai penerbangan yang diduga menghindari ujian kualifikasi. Tindakan ini dipicu oleh laporan tentang kecelakaan pesawat di Karachi pada bulan lalu yang menemukan bahwa pilot gagal mengikuti prosedur standar dan mengabaian peringatan.

Menteri Penerbangan, Ghulam Sarwar Khan mengatakan pihak berwenang telah menyelidiki kolusi antara pilot dan pejabat penerbangan sipil sejak akhir 2018. Dia mengatakan, semua pilot dituding menggunakan joki ketika melakukan ujian sertifikasi untuk mendapatkan lisensi.

Sebanyak 262 pilot dilarang terbang pada Jumat (26/6). Ratusan pilot itu terdiri dari 141 pilot Pakistan International Airlines (PIA), 9 pilot Air Blue, 10 pilot Serene Airline, dan 17 pilot Shaheen Airlines. Khan mengatakan, 109 merupakan pilot komersial dan 153 pilot charter. PIA dan Air Blue belum menerima daftar nama-nama pilot yang dilarang terbang. Namun, Khan mengatakan, daftar nama-nama pilot telah dikirimkan ke masing-masing maskapai penerbangan dan diunggah ke situs website penerbangan sipil.

"Kami masih menunggu daftarnya," ujar Wakil Direktur Pelaksana Air Blue, Raheel Ahmed.

Khan mengatakan, pelarangan terbang terhadap ratusan pilot tersebut bertujuan untuk membuat industri penerbangan Pakistan menjadi kredibel dan menghilangkan kekhawatiran global. "Saya pikir ini akan membantu kami dalam memberikan kepercayaan kepada organisasi internasional bahwa kami telah memperbaiki kesalahan," ujarnya.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional dan Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa menyatakan keprihatinan atas ratusan pilot yang kredibilitasnya diragukan. Pilot yang merasa sulit untuk lulus tes telah melakukan cara ilegal dengan menyuap oknum penerbangan sipil dan menggunakan joki ketika ujian sertifikasi, sehingga mereka dapat mengantongi lisensi terbang.

Investigasi Pakistan terhadap kualifikasi pilot dimulai setelah kecelakaan yang terjadi pada 2018. Ketika itu ditemukan bahwa tanggal pengujian lisensi pilot yang bersangkutan jatuh pada hari libur. Hal ini menujukkan bahwa lisensi tersebut palsu karena pengujian tidak mungkin dilakukan pada hari libur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement