REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Pihak berwenang Irak mengatakan 13 dokter meninggal dunia akibat Covid-19 sejak Februari. Kepala Asosiasi Dokter Irak, Abdulalameer al-Shimmary, mengatakan lebih dari 775 dokter telah terinfeksi virus tersebut.
"Semua dokter melakukan upaya terbaik mereka untuk memberikan layanan kepada pasien dengan sumber daya yang tersedia," kata al-Shimmary dilansir Anadolu Agency.
Kasus virus corona di Irak yang dikonfirmasi telah mencapai 43.262 dengan 1.660 kematian. Sebanyak 19.983 pasien telah dinyatakan sembuh. Lonjakan kasus virus corona menimbulkan kekhawatiran runtuhnya sistem kesehatan di negara tersebut.
Pada Mei lalu, pemerintah Irak memberlakukan kembali jam malam hingga 14 Juni. Pemberlakuan itu dilakukan karena jumlah kasus virus corona yang terus melonjak.
Irak memberlakukan jam malam pertama kalinya pada 17 Maret, sebelum melonggarkan pembatasannya pada 21 April. Pemerintah mengizinkan warga untuk keluar rumah pada siang hari dan memberlakukan jam malam nasional pada Jumat dan Sabtu. Pemerintah juga mewajibkan seluruh warga untuk menggunakan masker ketika keluar rumah sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa pandemi virus corona belum mencapai puncaknya karena jumlah kasus harian secara global masih meningkat. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak seluruh negara untuk melanjutkan upaya penanggulangan.
"Pandemi telah berlangsung selama lebih dari enam bulan, belum saatnya bagi negara mana pun untuk melepaskan diri," ujar Ghebreyesus.