Selasa 30 Jun 2020 09:56 WIB

Dua Investor Serius Lirik Proyek Kilang Cilacap

Investor akan diarahkan untuk menambah kapasitas Kilang Cilacap.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Fuji Pratiwi
Kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan IV di Cilacap, Jawa Tengah. Pertamina menyebut ada dua investor yang serius ingin bergabung untuk membangun Kilang Cilacap.
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan IV di Cilacap, Jawa Tengah. Pertamina menyebut ada dua investor yang serius ingin bergabung untuk membangun Kilang Cilacap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) resmi berpisah dengan perusahaan migas asal Arab Saudi, Aramco di proyek Kilang Cilacap. Perginya Aramco tak lantas membuat Pertamina kehilangan mitra.

Saat ini, Pertamina menyebut ada dua investor yang serius ingin bergabung untuk membangun Kilang Cilacap. Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan, ada beberapa investor yang tertarik. Namun, ada dua yang serius melakukan pembahasan dengan Pertamina.

Baca Juga

"Ada dua investor yang serius dari beberapa yang approach," ujar Nicke di Komisi VI DPR RI, Senin (29/6).

Nicke menjelaskan, meski ada dua investor yang tertarik atas pembangunan Kilang Cilacap, Pertamina berkomitmen melanjutkan pengembangan kilang ini. Untuk saat ini, paling tidak Pertamina berusaha menaikan kualitas Kilang Cilacap.

Nantinya jika ada investor yang siap untuk bergabung, kata Nicke, akan diarahkan untuk penambahan kapasitas kilang. "Kami tetap lakukan upgrading. Peningkatan kapasitas menunggu investor tapi peningkatan kualitas kami lakukan," ujar Nicke.

Ia menjelaskan Pertamina resmi berpisah dengan Aramco sejak April lalu. Pertamina mengambil langkah ini karena tak menemukan titik temu dalam nilai valuasi aset dengan Aramco. Nilai valuasi aset ini sangat penting karena berpotensi menjadi kasus di kemudian hari jika tak sesuai dengan nilai aset yang sebenarnya.

"Kami (Pertamina dengan Aramco-Red) ada perbedaan valuasi exsisting, beda harga 1,1 miliar dolar AS. 

Karena aset BUMN, Nicke menyatakan Pertamina tidak mungkin melepaskan begitu saja. Sebab, valuasi di bawah harga buku akan berbahaya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement