Selasa 30 Jun 2020 11:53 WIB

Beijing Temukan Virus Corona Lebih Ganas dari Temuan Wuhan

Beijing memperpanjang masa karantina setelah temuan virus corona ganas.

Red: Nur Aini
Sejumlah warga mengantre untuk menjalani tes di klinik, Beijing, Cina, Senin (15/6). Ibukota Cina bersiap-siap untuk gelombang kedua virus Corona setelah lebih dari 100 kasus baru dilaporkan baru-baru ini di kota yang belum pernah melihat kasus penularan lokal dalam lebih dari sebulan
Foto: AP/Ng Han Guan
Sejumlah warga mengantre untuk menjalani tes di klinik, Beijing, Cina, Senin (15/6). Ibukota Cina bersiap-siap untuk gelombang kedua virus Corona setelah lebih dari 100 kasus baru dilaporkan baru-baru ini di kota yang belum pernah melihat kasus penularan lokal dalam lebih dari sebulan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Kota Beijing menggandakan masa karantina dari 14 hari menjadi 28 hari atas kekhawatiran kalangan ilmuwan bahwa tipe virus corona jenis baru yang kini menular dari Pasar Induk Xinfadi lebih ganas daripada virus sejenis. Virus sejenis yang dimaksud itu pertama kali ditemukan di Wuhan pada akhir 2019.

Mayoritas orang yang dikarantina di Beijing merupakan para pekerja di lapak daging sapi dan daging kambing di Pasar Xinfadi sehingga mereka dikategorikan dalam kelompok risiko tinggi Covid-19, menurut Shi Guoqing, pakar dari Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) kepada pers, Senin (29/6). Shi mengungkapkan, beberapa dari mereka yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala sama sekali sehingga sulit untuk menilai apakah mereka tertular virus hanya dengan mengamati gejalanya. Selain itu, karena beberapa yang terinfeksi memiliki hasil tes asam nukleat mereka negatif dan tidak ada kelainan yang ditemukan dalam 14 hari, tidak cukup waktu untuk mengonfirmasinya.

Baca Juga

Dengan demikian, menurut Shi, ada kemungkinan orang-orang tersebut akan menyebarkan virus kepada orang lain kalau diizinkan bebas berkeliaran. Wakil Kepala Distrik Fengtai, Chu Junwei, mengatakan bahwa karantina untuk orang yang pernah kontak dengan pedagang daging sapi dan daging kambing di Pasar Induk Xinfadi telah diperpanjang menjadi 28 hari.

Shi mencatat 33,8 persen kasus positif di Beijing terkait dengan para pekerja di lapak daging sapi dan daging kambing di Pasar Induk Xinfadi, sedangkan 20,5 persen lainnya adalah para pengunjung area itu. Komisi Kesehatan Kota Beijing pada Senin juga mengumumkan bahwa inang virus corona itu diyakini diimpor dari Eropa pada awal Maret, kemudian mengarah ke Amerika Selatan, dan berakhir di China oleh manusia atau daging impor sehingga terjadilah wabah di Beijing.

Deputi Direktur Biologi Patogen di Wuhan University, Yang Zhanqiu, mengatakan bahwa masa berjangkit wabah tersebut di Beijing sangat pendek dan semuanya berkaitan dengan Pasar Induk Xinfadi. Itu berarti inangnya lebih ganas daripada virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan sehingga mungkin saja penyebarannya lebih dahsyat di Pasar Induk Xinfadi, menurut dia, seperti dikutip Global Times.

Oleh sebab itu, menurut dia, yang paling aman adalah melakukan tindakan-tindakan ketat terhadap kelompok berisiko tinggi tersebut. Selama ini orang merasa aman jika hasil tes negatif asam nukleatnya negatif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement