REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Vaksin virus corona eksperimental yang dikembangkan oleh Inovio Pharmaceuticals Inc menunjukkan harapan dan terbukti aman dalam uji coba manusia tahap awal. Perusahaan pada Selasa (30/6) menjelaskan, vaksin itu merupakan satu dari 17 yang diuji pada manusia dan bagian dari program Operation Warp Speed dari pemerintahan Trump. Vaksin ini menginduksi respons kekebalan pada 34 dari 36 sukarelawan sehat berusia 18 hingga 50 tahun.
Namun, perusahaan itu tidak mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang respon pasti yang diinduksi vaksin. Namun, perusahaan mengatakan, data lengkap akan dipublikasikan dalam jurnal medis yang ditinjau oleh rekan sejawat nanti.
Saham perusahaan turun 10,1 persen menjadi 28,49 dolar AS karena analis Wall Street mengatakan, data awal hanya memberikan pandangan terbatas pada efek vaksin.
Respons kekebalan dalam penelitian diukur dengan kemampuan vaksin untuk menghasilkan antibodi pengikat, atau antibodi penawar virus, dan tanggapan sel T, dua metrik yang dianggap penting untuk keberhasilan vaksin.
"Kami ingin melihat data tentang tindakan ini secara terpisah dan dibagi berdasarkan dosis sebelum menarik terlalu banyak kesimpulan," kata analis Piper Sandler, Christopher Raymond.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menunjukkan apakah antibodi dan respons lain berarti obat tersebut dapat menghentikan virus pada manusia. Inovio mengatakan, berencana untuk memulai studi tahap pertengahan hingga akhir di musim panas untuk mengukur kemanjuran vaksin.
Sementara itu, Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) pada hari Selasa mengatakan bahwa agar vaksin virus corona efektif, ia harus mencegah atau mengurangi keparahan penyakit pada setidaknya 50 persen orang yang divaksinasi.
Salah satu tujuan utama dari uji coba awal oleh Inovio adalah untuk memeriksa keamanan. Perusahaan mengatakan, sebagian besar dari 10 pasien dengan efek samping hanya mengalami kemerahan di lokasi suntikan.
CEO Inovia, Joseph Kim mengatakan, bahwa uji coba itu berhasil. "Ini mungkin vaksin teraman di antara platform lain yang digunakan melawan Covid-19," kata Kim.