REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Lebih dari 1.000 warga sipil, termasuk 218 anak dan 113 perempuan, tewas di Suriah dalam enam bulan pertama 2020. Menurut laporan kelompok HAM pada Rabu (2/7), mayoritas korban meninggal akibat pengeboman.
"Sebanyak 289 dari 1.006 warga sipil tewas di tangan pasukan rezim Bashar al-Assad dan teroris asing dukungan Iran, yang mencakup 64 anak dan 24 perempuan," tulis laporan yang dirilis Syrian Network for Human Rights (SNHR).
Sementara itu, pasukan Rusia menewaskan 205 warga sipil termasuk 62 anak dan 48 perempuan. Disebutkan pula bahwa 34 warga sipil, termasuk delapan anak dan seorang perempuan, tewas dalam sejumlah serangan yang dilancarkan kelompok YPG/PKK.
Tujuh warga sipil, dengan satu anak, tewas oleh kelompok ISIS dan sebanyak 26 warga sipil kehilangan nyawa mereka di tangan kelompok anti-rezim bersenjata dan faksi oposisi bersenjata. Laporan itu juga mendokumentasikan pembunuhan 436 warga sipil, yakni 82 anak dan 38 perempuan, oleh pihak tak dikenal.
Di antara para korban terdapat tiga staf media, 12 petugas kesehatan dan anggota kelompok pertahanan sipil Helm Putih.
Suriah menjadi porak-poranda akibat perang saudara sejak awal 2011 ketika rezim Assad menindak keras demonstran pro-demokrasi. Ratusan ribu orang tewas dan lebih dari 10 juta orang lainnya terlantar, menurut perkiraan PBB.