REPUBLIKA.CO.ID, NUR SULTAN -- Kazakhstan akan memberlakukan kembali karantina untuk kedua kalinya selama dua minggu mulai 5 Juli demi menekan jumlah kasus positif Covid-19, kata pemerintah, Kamis (2/7). Pembatasan saat karantina kedua akan lebih longgar daripada karantina pertama.
Otoritas setempat akan menutup sektor usaha non-esensial, membatasi perjalanan antarprovinsi, memangkas jam operasional layanan transportasi publik, dan melarang perkumpulan publik. Kebijakan itu dapat diperketat atau diperpanjang kemudian, kata kabinet menteri di Kazakhstan lewat pernyataan tertulis.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev memerintahkan pemberlakuan karantina setelah kasus positif Covid-19 di Kazakhstan naik tujuh kali lipat setelah aturan pembatasan dicabut pada pertengahan Mei. Selama karantina kedua, Kazakhstan, negara bekas Uni Soviet dengan penduduk 19 juta jiwa, akan mengendalikan perjalanan udara serta kereta api antarprovinsi dan penerbangan ke beberapa negara.
Tidak seperti aturan sebelumnya, warga masih akan diperbolehkan ke luar rumah untuk jalan-jalan. Namun, pemerintah membatasi maksimal tiga orang yang diperbolehkan jalan ke luar bersama-sama.
Tidak hanya itu, restoran dan kafe masih diperbolehkan buka jika mereka punya area luar ruangan. Kazakhstan, negara pengekspor minyak yang berbatasan dengan Rusia dan China, melaporkan lebih dari 42.000 orang terserang Covid-19 dan 188 di antaranya meninggal dunia. Sejumlah rumah sakit di beberapa kota besar pun dipenuhi oleh pasien Covid-19.