REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pengadilan Rusia, Kamis (2/7), menjatuhkan hukuman penjara selama tujuh tahun terhadap seorang warga Rusia pakar militer, yang diyakini berkhianat dengan menjual rahasia negara kepada sebuah perusahaan konsultasi Jerman.
Pengadilan di Saint Petersburg menyatakan bahwa pakar tersebut, Vladimir Neyelov, telah mengaku menjual informasi soal bagaimana Dinas Keamanan Federal, badan penerus KGB era Soviet, melatih serta melatih ulang staf operasionalnya. Namun, kata pengadilan, Neyelov tidak menganggap data tersebut bersifat rahasia.
Persidangan kasus itu dilangsungkan secara tertutup karena, menurut pengadilan, mengandung aspek-aspek rahasia. Keterangan rinci soal kasus itu belum diumumkan kepada publik. Pengadilan juga tidak menyebut nama perusahaan Jerman yang dimaksud.
Sebelum ditangkap pada 2018, Neyelov membuat tulisan soal kontraktor militer swasta. Ia juga pernah bekerja untuk dua lembaga kajian, termasuk yang disebut sebagai pusat kajian gambaran strategis, demikian dilaporkan surat kabar Rusia, Kommersant.
Rusia dituduh Amerika Serikat menggunakan kontraktor militer swasta, misalnya di Libya, untuk menutupi peranannya di sana. Moskow mengatakan oknum-oknum Rusia yang menjadi tentara bayaran di sana tidak mewakili kepentingan Rusia sebagai negara.
Sejumlah pakar, ilmuwan, dan akademisi Rusia mengalami penangkapan dalam beberapa tahun belakangan ini dan didakwa berkhianat karena diduga menyerahkan rahasia kepada pihak asing.