REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kasus infeksi virus corona atau Covid-19 secara global melesat melampaui angka 11 juta kasus pada Jumat (3/7). Perhitungan yang dilakukan Reuters ini juga menunjukkan pasien yang meninggal telah melampaui 500 ribu orang di seluruh dunia dalam waktu tujuh bulan terakhir.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, jumlah kasus ini tercatat dua kali lipat jika dibandingkan sakit influensa per tahun. Sejumlah negara mencatat lonjakan kasus infeksi sehingga pemerintah mereka menerapkan kembali lockdown atau karantina wilayah sebagian.
Para ahli mengatakan, pola seperti ini diperkirakan berlanjut hingga 2021. Maka perubahan pola kerja dan gaya hidup amat diperlukan setidaknya untuk setahun atau lebih, sampai vaksin Covid-19 ditemukan.
Amerika Serikat (AS) mencatat negara dengan kasus terbanyak. Bahkan pada Kamis (2/7), AS menghadapi 55.400 kasus baru dalam satu hari. Catatan Johns Hopkins University menunjukkan, hingga berita ini ditulis AS menghadapi 2.793.435 kasus dan 129.432 kematian.
Sejumlah negara bagian AS menunda rencana untuk membuka aktivitas dunia usaha mereka. AS semula merencana pembukaan dalam beberapa tahap.
Tahap ke-3 seharusnya dimulai Senin (6/7), misalnya mengizinkan kembali orang makan di dalam restoran. Namun, Gubernur New York Andrew Cuomo mengisyaratkan ia akan menunda pembukaan tahap ke-3 ini.