Sabtu 04 Jul 2020 11:42 WIB

Erdogan Bantah Tuduhan ke Turki Soal Hagia Sophia

Status Hagia Sophia kini tengah diperdebatkan hingga menyita perhatian internasional

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Presiden Recep Tayyip Erdogan. (Foto file-Anadolu Agency)
Foto: Anadolu Agency
Presiden Recep Tayyip Erdogan. (Foto file-Anadolu Agency)

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan tuduhan terhadap negara tentang Hagia Sophia secara langsung menargetkan kedaulatan negara. Status Hagia Sophia kini tengah diperdebatkan hingga menyita perhatian internasional.

"Turki akan selalu melindungi hak-hak Muslim dan minoritas yang tinggal di negara itu," ujar Erdogan pada kesempatan peletakan batu pertama masjid di Istanbul seperti dikutip laman Anadolu Agency, Sabtu.

Baca Juga

Pengadilan Turki akan mengumumkan putusannya tentang mengubah struktur abad ke-6 menjadi masjid. Hagia Sophia digunakan sebagai gereja selama 916 tahun. Pada 1453, situs diubah menjadi masjid oleh Ottoman Sultan Mehmet II ketika kekaisaran menaklukkan Istanbul.

Setelah karya restorasi selama era Ottoman dan penambahan menara oleh arsitek Mimar Sinan, Hagia Sophia menjadi salah satu karya terpenting arsitektur dunia. Di bawah Republik Turki, situs itu menjadi museum.

Ada beberapa kritik terhadap langkah Erdogan mengubah Hagia Sophia menjadi masjid di beberapa kalangan. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengeluarkan pernyataan yang mendesak pemerintah Turki untuk mempertahankan statusnya sebagai museum.

Ankara menyatakan bahwa kemungkinan konversi Hagia Sophia ke masjid adalah masalah internalnya. Presiden Turki mencatat bahwa ada 435 gereja dan sinagog di Turki tempat orang Kristen dan Yahudi dapat berdoa.

Erdogan mengatakan ada ribuan tempat bersejarah pemujaan yang berasal dari periode dan peradaban yang berbeda. Seperti Gobeklitepe, yang dianggap sebagai kuil pertama yang didirikan oleh umat manusia.

https://www.aa.com.tr/en/turkey/turkish-president-dispels-accusation-about-hagia-sophia/1898771

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement