REPUBLIKA.CO.ID, PUNJAB -- Pada 6 Juli 1935, seorang bayi bernama Tenzin Gyatso lahir dari keluarga petani di Takster, Tibet. Pada usia dua tahun, ia dinyatakan sebagai Dalai Lama.
Seperti dilansir History, pada 1937, anak itu dinyatakan sebagai reinkarnasi dari seorang pemimpin spiritual Buddhis yang hebat dan dinamai Dalai Lama ke-14. Di usianya 15 tahun ia dinobatkan sebagai pemimpin.
Pada tahun yang sama (1950), ia dipaksa untuk melarikan diri oleh tentara China tetapi menegosiasikan kesepakatan dan kembali untuk memimpin Tibet selama delapan tahun ke depan. Pada 1959, pemberontakan nasionalis Tibet yang tidak berhasil menyebabkan tindakan keras oleh China.
Dalai Lama kemudian melarikan diri ke Punjab, India. Di sana ia mendirikan pemerintahan demokratis di pengasingannya di India. Pada 1989, ia memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian atas komitmennya pada pembebasan tanpa kekerasan di Tibet.
Pada 1998, bukunya The Art of Happiness, ditulis dengan psikiater Howard Cutler, menjadi buku terlaris. Buku berikutnya, Ethics for the New Millennium (1999), memecahkan daftar buku terlaris pada Agustus 1999, memberinya dua judul dalam Top 10. Meskipun menggambar pada ajaran Buddha, buku-buku itu berpendapat bahwa spiritual tidak perlu untuk hidup dengan puas, melainkan hidup damai. Hingga kini, Dalai Lama menandai hari lahirnya di pengasingan.
Advertisement