REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang bersiap menghadapi kembali hujan lebat setelah pada akhir pekan lalu banjir menewaskan sekurangnya 37 orang. Hingga kini tim penyelamat masih mencari para korban banjir yang diakibatkan dari hujan lebat di wilayah Jepang barat.
Dikutip BBC, dalam dua hari ke depan mulai Senin, diprediksi hujan akan turun di wilayah barat. Sementara lebih dari 40 ribu pekerja penyelamat di barat daya Jepang masih mencari korban selamat.
Hujan lebat telah memicu tanah longsor dan meluapnya sungai yang dimulai pada Sabtu (4/7) lalu. Akses jalan dan rumah-rumah dilaporkan terputus akibat banjir dan menghanyutkan sebuah jembatan. Dalam sebuah tayangan berita di stasiun televisi NHK, terlihat rumah-rumah dan mobil-mobil yang dibanjiri oleh air berlumpur.
Koresponden BBC Tokyo Rupert Wingfield Hayes mengatakan, bahwa dua hari terakhir ini telah menyaksikan hujan yang sangat deras turun di pulau Kyushu, meski normal bagi Jepang menghadapi derasnya hujan dari daerah tropis selama musim hujan. Prefektur Kumamoto dan Kagoshima adalah wilayah yang terparah terdampak banjir dan lonsor. Pemerintah setempat telah mengimbau ratusan ribu orang untuk mengungsi.
Namun, pusat-pusat evakuasi berjalan pada kapasitas yang lebih rendah karena risiko pandemi virus corona baru atau Covid-19. Pejabat pemadam kebakaran Toshihiko Nakamura mengatakan kepada kantor berita Kyodo, bahwa pihaknya telah mengirim beberapa pengungsi ke pusat lain karena aturan jarak sosial.