REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Irak membuka kembali sebagian perbatasannya dengan Iran di selatan Shalamcheh pada Selasa (7/7). Perbatasan antara kedua negara telah ditutup selama tiga bulan guna mengekang penyebaran Covid-19.
Dilaporkan laman Arab News, perbatasan dibuka hanya untuk perdagangan bahan makanan. Menurut salah seorang pejabat Irak, perbatasan akan dibuka setiap Rabu dan Ahad. Sekitar 500 truk dari Iran akan melintas per pekan.
Irak mulai menutup perbatasan provinsi dan internasionalnya pada Maret. Hanya kendaraan dengan muatan logistik yang diizinkan melintas. Irak memiliki perbatasan cukup panjang dengan Iran, negara yang menjadi pusat Covid-19 di Timur Tengah.
Pada saat bersamaan, Iran adalah salah satu mitra dagang terbesar Irak. Penutupan perbatasan tak pelak berdampak cukup signifikan pada perekonomian kedua negara. Iran dan Irak sama-sama tengah menghadapi krisis.
Iran menghadapi situasi sulit karena berada di bawah sanksi Amerika Serikat (AS). Sedangkan Irak sedang terguncang karena harga minyak yang rendah. Minyak menyumbang hampir semua pendapatan Irak.