WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump diduga berbuat curang dalam ujian masuk perguruan tinggi dengan membayar orang lain untuk mengerjakannya, menurut keponakan sang presiden, Mary Trump, dalam buku yang akan diterbitkannya.
"Skor tinggi yang diperoleh proksi untuknya, kata Nona Trump, membantu Trump muda untuk kemudian diterima sebagai sarjana di sekolah bisnis bergengsi Wharton, Universitas Pennsylvania," tulis The New York Times, yang memperoleh salinan buku itu, Selasa (7/7).
Scholastic Aptitude Test, atau SAT, adalah tes standar yang dirancang untuk mengukur kemampuan membaca, matematika, dan menulis dasar. Sebagian besar perguruan tinggi dan universitas di AS mensyaratkan hasil skor SAT untuk membuat keputusan penerimaan mahasiswa. Setelah menyelesaikan sekolah menengah di Queens, New York City, Trump menerima gelar sarjana ekonomi dari Wharton School, Universitas Pennsylvania.
Sementara itu, tuduhan Mary dibantah oleh Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Matthews.
"Mary Trump dan penerbit bukunya mungkin mengklaim bertindak untuk kepentingan umum, tetapi buku ini jelas untuk kepentingan finansial penulis sendiri," kata Mathews kepada situs berita Amerika, Business Insider.
"Presiden Trump sudah menjabat selama lebih dari tiga tahun atas nama rakyat Amerika - mengapa baru bicara sekarang?" ujarnya.
Buku karya Mary Trump yang berjudul "Terlalu Banyak dan Tidak Pernah Cukup: Bagaimana Keluargaku Menciptakan Manusia Paling Berbahaya di Dunia" akan diterbitkan pekan depan.