REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Kementerian Pertahanan Libya mengungkapkan serangan terhadap pangkalan udara Al-Watiya akhir pekan kemarin dilakukan oleh pesawat asing "berteknologi tinggi" yang tak dimiliki oleh jenderal Khalifa haftar.
Salahuddin Nemrus, Wakil Menteri Pertahanan Libya, memberikan informasi terkait serangan udara terhadap Pangkalan Udara Al-Watiya dalam program wawancara di saluran TV Libya Al-Ahrar.
"Pesawat-pesawat yang digunakan dalam serangan bombardir di pangkalan Al-Watiya berteknologi tinggi, dan Haftar tidak memiliki pesawat seperti itu kecuali ada kekuatan asing yang menyediakannya," ungkap Nemrus.
Dia menekankan serangan itu akan menjadi kekuatan pendorong bagi pihaknya untuk menyelamatkan kota Sirte dan Al-Jufra. Nemrus mengungkapkan jumlah tentara bayaran asing di negaranya telah meningkat dan pasukan Libya mengamati bahwa pesawat yang membawa amunisi dan tentara telah mendarat di Pangkalan Al-Kardabiya di Sirte.
Membahas soal hubungan Turki-Libya, Nemrus menuturkan kunjungan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar ke Libya menunjukkan bahwa pemerintah Turki ingin menyampaikan pesan yang jelas mereka masih terus mendukung pemerintah yang sah di Libya.
"Turki dan Libya sepakat bahwa Tripoli perlu mengambil alih kendali di seluruh wilayah negara. Pelanggaran HAM di Tarhuna dan ranjau darat milik milisi Haftar membuat dukungan Turki terhadap Libya bertambah," tutur Nemrus. Pangkalan Udara Militer Al-Watiya diserang pesawat tempur pada Sabtu malam kemarin.