Kamis 09 Jul 2020 14:00 WIB

UEA Gunakan Anjing untuk Deteksi Orang Positif Virus Corona

Uni Emirate Arab melakukan uji coba dan studi ilmiah sebelum anjing lacak corona

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Rumah sakit lapangan di gedung World Trade Center (WTC) Dubai, Uni Emirat Arab ditutup setelah pasien Covid-19 terakhir sembuh.
Foto: Al Arabiya
Rumah sakit lapangan di gedung World Trade Center (WTC) Dubai, Uni Emirat Arab ditutup setelah pasien Covid-19 terakhir sembuh.

REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI — Uni Emirate Arab (UEA) akan menggunakan anjing pelacak K9 untuk mendeteksi orang positif Covid-19. UEA telah melakukan serangkaian uji coba praktis dan studi ilmiah sebelum anjing mereka melakukan tugas tersebut.

Menurut keterangan yang dirilis Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) UEA, uji coba yang mereka lakukan adalah memberikan sampel kecepatan tinggi dari ketiak orang terduga Covid-19. “Sampel kemudian diendus oleh anjing-anjing tanpa melakukan kontak dengan orang-orang tersebut, selagi hasilnya diketahui di tempat. Anjing polisi K9 juga digunakan secara tradisional dalam mengamankan serta memantau acara dan fasilitas sensitif,” kata Kemendagri UEA, dikutip laman Al Arabiya, Kamis (9/7). 

Baca Juga

“Tercatat bahwa UEA telah menyelesaikan tahap percobaan lapangan dengan mendahului sejumlah negara yang masih dalam tahap lanjut mempelajari sejauh mana penerapan praktik ilmiah inovatif ini,” kata Kemendagri UEA menambahkan.

Eksperimen lapangan mencakup sejumlah situs vital dan kesehatan. Kerja sama dijalin dengan pihak kepolisian, Kementerian Kesehatan dan Pengembangan Masyarakat, Otoritas Bea Cukai Federal, Departemen Bea Cukai di Abu Dhabi dan Dubai, Otoritas Kesehatan Abu Dhabi dan Dubai, serta Kemendagri.

“Data dan penelitian menunjukkan bahwa deteksi dugaan kasus Covid-19 mencapai sekitar 92 persen dalam akurasi keseluruhan,” kata Kemendagri UEA.

Eksperimen terhadap anjing K9 didasarkan pada dua metode, yakni langsung dan tidak langsung. Metode langsung dilakukan dengan rutin melatih anjing mendeteksi. Sementara metode tidak langsung dilakukan ketika anjing mengendus bau sampel dari kasus yang diduga.

“Angka menunjukkan bahwa anjing dapat dengan cepat mendeteksi kasus yang terinfeksi, membantu melindungi situs-situs utama, secara efektif menangani kerumunan besar serta mengamankan acara besar, bandara, dan lain-lain,” ungkap Kemndagri UEA.

Kemendagri UEA dan para mitranya memutuskan menggunakan anjing karena kemampuannya yang telah terbukti dalam menangani penyakit menular lainnya, seperti tuberkulosis dan malaria. Dengan demikian, mereka membantu pihak berwenang menghentikan penyebaran pandemi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement