REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) yang terjadi saat ini, tak sedikit juga para calon ibu yang sedang mengandung berjuang untuk melahirkan buah hati mereka dengan aman dan selamat. Salah satunya adalah Junaid Barakat, seorang perempuan asal Nigeria yang baru saja melakukan persalinan.
Tidak memilih rumah sakit, Barakat justru mencari bantuan dari orang yang biasa membantu persalinan secara tradisional. Meski cara ini tidak memenuhi syarat medis, ia tetap memilih ini karena kekhawatiran penularan infeksi virus corona jenis baru yang lebih rentan terjadi di pusat-pusat kesehatan besar seperti rumah sakit.
“Tidak seperti dokter di pusat kesehatan, Alhaji Sulaiman Junaid (petugas yang menolong persalinan tradisional) selalu tersedia untuk melayani kami, kapanpun kami datang,” ujar Barakat.
Barakat menilai bahwa COVID-19 telah membuat segalanya menjadi lebih sulit karena sebagian besar rumah sakit merawat pasien infeksi virus corona jenis baru ini. Selama bertahun-tahun, Nigeria dikenal memiliki sistem perawatan kesehatan yang lemah, dengan investasi yang tidak memadai dan manajemen yang buruk.
Namun, pandemi yang terjadi saat ini semakin menempatkan sistem kesehatan di negara Afrika tersebut di bawah tekanan yang lebih besar. Dilansir The National, lebih dari 250 dokter di Nigeria telah terpapar virus ini dan beberapa meninggal. Sementara dokter di rumah sakit milik pemerintah memutuskan untuk barhenti bekerja karena alar pelindung diri (APD) yang tidak memadai.
Banyak rumah sakit juga telah ditutup atau diubah menjadi pusat isolasi untuk menangani kasus COVID-19. Ini membuat banyak ruang bersalin di fasilitas medis tersebut ditutup, yang berarti penurunan tajam dalam kunjungan antenatal.
Meski tidak seperti dokter dan perawat, petugas persalinan tradisional di Nigeria memiliki pelatihan dasar mengenai panduan ibu melahirkan. Di Ibu Kota Lagos, data pemerintah mencatat ribuan kelahiran setahun dengan jasa ratusan petugas yang juga kerap disebut sebagai asisten persalinan tradisional (TBA), atau juga dukun beranak.
Banyak TBA yang beroperasi di klinik-klinik kecil dengan peralatan yang belum sempurna, sering kali kantor yang dikonversi atau apartemen yang umum di Nigeria. Rumah persalinan Junaid di Epe, Lagos, memiliki ruang bersalin dan ruang perawatan antenatal serta kantor kecil dan ruang untuk mempersiapkan agbo, istilah lokal untuk ramuan yang diyakini dapat membantu proses persalinan lancar, serta meringankan rasa sakit atau masalah terkait kehamilan lainnya.
Meski belum terbukti secara medis, banyak ibu hamil di Nigeria yang mengkonsumsi agbo. Seperti Agoro Mariam yang tengah mengandung delapan bulan, mengatakan setiap pekan datang ke TBA untuk mendapatkan minuman ini.
"Saya datang ke sini karena lebih aman dan lebih murah, tidak seperti rumah sakit tempat Anda membayar begitu banyak dan Anda berjuang untuk mendapatkan perhatian dokter. Mereka tidak sabar dan tidak peduli,” kataMariam.
Sejak pandemi dimulai, Junaid telah menerapkan pedoman Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria bagi perempuan hamil. Ia memeriksa suhu setiap orang yang memasuki kliniknya dan memastikan jarak sosial. Namun, ia mengaku khawatir dengan meningkatnya jumlah ibu hamil yang mengunjungi rumah bersalinnya.
"Saya khawatir dengan kemungkinan beberapa ibu hamil melahirkan pada saat yang sama,” kata Junaid.
Junaid dibantu oleh enam dukun beranak lainnya tetapi dengan lebih banyak ibu datang kepadanya untuk dirawat. Namun, ia tetap khawatir tentang kematian karena bagaimanapun ada risiko besar.
https://www.thenational.ae/world/africa/coronavirus-nigerian-women-seek-old-ways-of-giving-birth-amid-pandemic-1.1046645