Sabtu 11 Jul 2020 15:52 WIB

Kalifornia akan Bebaskan 8.000 Tahanan untuk Tekan Covid-19

Sejumlah kasus penularan Covid-19 skala besar terjadi di beberapa penjara Kalifornia.

Seorang narapidana duduk di salah satu blok penjara di California Health Care Facility, Kalifornia. Negara bagian Kalifornia akan membebaskan 8.000 tahanan dari lembaga permasyarakatan demi menekan penyebaran Covid-19 dalam penjara.
Foto: REUTERS/Lucy Nicholson
Seorang narapidana duduk di salah satu blok penjara di California Health Care Facility, Kalifornia. Negara bagian Kalifornia akan membebaskan 8.000 tahanan dari lembaga permasyarakatan demi menekan penyebaran Covid-19 dalam penjara.

REPUBLIKA.CO.ID, TAOS -- Negara Bagian Kalifornia, Amerika Serikat, akan membebaskan 8.000 tahanan dari lembaga permasyarakatan demi menekan penyebaran Covid-19 dalam penjara, kata otoritas setempat, Jumat (10/7). Sejumlah kasus penularan skala besar terjadi di beberapa penjara Kalifornia.

Departemen lembaga permasyarakatan di Kalifornia mengatakan tahanan dapat keluar dari penjara sampai pada akhir Agustus.

Baca Juga

Pembebasan itu merupakan langkah terbesar yang dilakukan Kalifornia untuk "mengurangi" jumlah tahanan sehingga dapat menekan risiko penularan Covid-19 dengan menciptakan lebih banyak ruang untuk jaga jarak dan karantina mandiri.

"Langkah itu bertujuan memastikan kesehatan dan keamanan tahanan dalam penjara dan para sipir," kata Kepala Departemen Koreksi dan Rehabilitasi Kalifornia, Ralph Diaz lewat pernyataan tertulis.

Tahanan dengan masa hukuman satu tahun atau di bawah itu berhak ikut program pembebasan. Beberapa tahanan yang dikecualikan dari program tersebut merupakan pelaku kekerasan dan pelaku kejahatan seksual, kata otoritas terkait.

Setidaknya, 10.000 tahanan di AS telah dibebaskan selama pandemi. Gubernur Kalifornia Gavin Newsom pada Kamis (9/7) mengatakan hampir 2.400 orang yang ditahan dalam 35 penjara di negara bagian itu positif Covid-19, dan 1.314 di antaranya merupakan tahanan di Penjara San Quentin di utara San Francisco.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement