REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Sekelompok orang di Al-Jufra, Libya menggelar aksi protes terhadap insiden pembunuhan seorang warga yang diculik oleh milisi jenderal Khalifa Haftar.
Menurut laporan saluran TV swasta February yang mengutip sumber yang tak ingin namanya disebutkan, seorang warga bernama Tariq Abdulhafiz disiksa dan dibunuh seminggu setelah dia diculik oleh milisi Haftar.
Penduduk distrik Hun, Al-Jufra yang murka mendengar insiden itu, menutup jalan-jalan dan menyerang kendaraan milisi Haftar yang melintasi wilayah tersebut.
Sejak April 2019, pasukan pemberontak Khalifa Haftar telah melancarkan serangan terhadap ibu kota Libya, Tripoli, dan wilayah barat laut dan mengakibatkan lebih dari 1.000 kematian, termasuk perempuan dan anak-anak.
Namun, pemerintah Libya baru-baru ini meraih kemenangan signifikan dengan mendorong pasukan Haftar keluar dari Tripoli dan Kota Tarhuna yang strategis.
Pemerintah baru negara itu didirikan pada 2015 di bawah perjanjian yang dipimpin oleh PBB, tetapi upaya penyelesaian politik jangka panjang gagal karena serangan militer oleh panglima pemberontak Khalifa Haftar, yang didukung oleh Prancis, kelompok paramiliter Rusia Wagner, Uni Emirat Arab dan Mesir.
PBB mengakui pemerintah Libya yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez al-Sarraj sebagai otoritas sah negara itu.