REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Polisi Afrika Selatan mengatakan penyanderaan di sebuah gereja Johannesburg menewaskan lima orang. Dalam kejadiaan ini penegak hukum menahan sekitar 40 orang.
Pihak berwenang mengatakan polisi dan personel militer yang merespons laporan penembakan di Gereja International Pentecostal Holiness menemukan empat orang 'ditembak dan dibakar hingga tewas di dalam mobil. Seorang petugas keamanan menembak satu orang.
Dalam peristiwa itu sedikitnya ada enam orang yang terluka. Polisi mengatakan mereka menyelamatkan laki-laki, perempuan dan anak-anak yang tampaknya tinggal di dalam gereja. Belum diketahui berapa banyak orang yang telah diselamatkan dari penyanderaan.
Dalam pernyataannya Sabtu (11/7) polisi mengatakan serangan kelompok bersenjata ini tampaknya 'bermotif permusuhan dengan' anggota gereja. Gereja yang diserang adalah salah satu gereja terbesar dan kabarnya terkaya di Afrika Selatan.
Polisi mengunggah foto di media sosial Twitter yang menunjukkan lusinan orang bertelangkup di tanah. Di sampaing mereka ada senjata api laras panjang, laras pendek, tongkat baseball, dan kotak-kotak amunisi, termasuk satu buah kotak yang bertuliskan 'penegak hukum'.
Komisioner Kepolisian Nasional Afrika Selatan Khehla John Sitole mengatakan respons pasukan keamanan 'mencegah pertumpahan darah yang lebih parah'. Ada anggota polisi, pasukan pertahanan dan sipir yang turut ditahan.
Dalam beberapa tahun terakhir gereja di Zuurbekom itu sudah lokasi bentrokan. Media lokal melaporkan kerap terjadi penembakan, pelemparan baru dan pembakaran mobil di gereja tersebut.
"Masalah muncul setelah pemimpin gereja Glayton Modise meninggal dunia pada Februari 2016," kata surat kabar Sowetan pada tahun 2018 lalu.