REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan setelah menyelesaikan semua persiapan, Hagia Sophia akan dibuka untuk ibadah umat Muslim. Tepatnya, Muslim bisa menggelar sholat di sana pada 24 Juli.
Dalam pidatonya Jumat (10/7) kemarin, Erdogan menekankan pintu Hagia Sophia akan terbuka untuk Turki, orang asing, Muslim, maupun non-Muslim. Seperti halnya semua masjid lainnya.
"Saya mengundang semua orang untuk menghormati keputusan yang diambil oleh badan peradilan dan eksekutif negara saya tentang Hagia Sophia," ujarnya dikutip di Greek Reporter, Ahad (11/7).
Dalam kesempatan yang sama, ia juga menekankan bagaimana kompleks sejarah akan digunakan merupakan masalah kedaulatan nasional. Kunjungan atas situs permata bersejarah ini dapat dilakukan tanpa membayar biaya apa pun.
Erdogan menyebut Turki menyambut semua pandangan terkait masalah ini, merujuk pada status baru Hagia Sophia. Tetapi, ia juga menambahkan setiap sikap atau ekspresi di luar itu akan dianggap sebagai pelanggaran dari kemerdekaan Turki.
Sebelumnya, pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934, yang mengubah Hagia Sophia di Istanbul menjadi museum pada Jumat (10/7) kemarin. Langkah ini membuka jalan untuk digunakan kembali sebagai masjid setelah 85 tahun.
Hagia Sophia sebelumnya digunakan sebagai gereja selama berabad-abad di bawah pemerintahan Kekaisaran Bizantium. Pada tahun 1453 bangunan ini berubah fungsi menjadi masjid setelah penaklukannya atas Istanbul. Pada tahun 1935, Hagia Sophia kembali diubah menjadi museum.