REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Negara Bagian Victoria di Australia pada Ahad (12/7) melaporkan 273 kasus baru infeksi virus corona dan satu pasien Covid-19 meninggal.
Angka itu menandai peningkatan infeksi sebesar tiga digit selama satu minggu, ketika otoritas negara-negara bagian memerangi kasus baru pandemi itu. Sementara, Melbourne ibu kota negara bagian terpadat kedua di Australia tersebut, harus menjalani karantina wilayah dalam enam minggu pada Kamis setelah lonjakan kasus yang ditularkan masyarakat.
"Ini adalah waktu yang berbahaya," kata kepala pemerintahan Victoria, Daniel Andrews, pada konferensi pers.
"Saya tahu kita meminta banyak warga Victoria, tetapi kita tidak punya pilihan selain mengakui kenyataan yang kita hadapi dan melakukan apa yang harus dilakukan, dan itu adalah mengikuti aturan-aturan itu, hanya pergi keluar ketika Anda perlu."
Jumlah kasus pada Ahad itu tertinggi kedua untuk Victoria yang memiliki populasi seperempat dari total 25 juta penduduk Australia, muncul setelah rekor 288 infeksi baru dilaporkan pada Jumat (10/7). Peningkatan itu sebagian mencerminkan peningkatan pengujian. Negara bagian itu melakukan lebih dari 30.000 tes setiap hari.
Ada beberapa wabah virus, dengan sejumlah kasus muncul di beberapa rumah sakit umum dan swasta, fasilitas perawatan lanjut usia, kompleks perumahan umum, dan toko swalayan. Seorang pria berusia 70-an meninggal pada akhir pekan karena Covid-19, kata Andrews, sehingga angka kematian secara nasional menjadi 108.
Sebagian besar siswa sekolah dasar dan menengah di Melbourne akan belajar secara daring hingga 19 Agustus, dengan pengecualian antara lain diberikan bagi siswaberkebutuhan khusus. Tujuh negara bagian dan teritori Australia lainnya telah melarang pengunjung dari Victoria di tengah kekhawatiran bahwa penularan komunitas menyebabkan gelombang kedua virus.
New South Wales, negara bagian terpadat, mencatat lima kasus baru pada Ahad. New South Wales mengeluarkan aturan bagi semua penumpang pesawat yang tiba dari luar negeri untuk membayar masing-masing 3.000 dolar Australia (sekitar Rp 29 juta) biaya karantina wajib selama dua minggu di hotel. Keputusan untuk menarik bayaran dari para pelancong, termasuk warga negara Australia, itu diambil setelah pemerintah federal pada Jumat mengumumkan batas jumlah orang yang tiba di Australia.