REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Pemerintah Bangladesh melarang sholat Idul Adha berjamaah untuk mencegah penyebaran virus corona. Hal itu diputuskan setelah pemerintah melakukan pertemuan kabinet.
Menteri Agama Md. Nurul Islam memimpin rapat bersama dengan pejabat terkait lainnya termasuk pejabat senior Kementerian Informasi, Mohammad Anwar Hossain. Dalam rapat tersebut, pelaksanaan sholat Idul Adha hanya dilakukan di Masjid Nasional Baitul Mukkaran.
Dalam rapat juga disepakati bahwa para lansia, anak-anak, dan orang-orang yang sedang dalam keadaan tidak sehat dilarang untuk menghadiri sholat Idul Adha. Keputusan itu diambil berdasarkan konsultasi dengan para ahli, pejabat, dan cendekiawan agama.
Pelakasanaan sholat Idul Adha di Masjid Nasional Naitul Mukkarram tetap memperhatikan protokol kesehatan yang ketat, di antaranya menjaga jarak dan para jamaah diwajibkan untuk mengenakan masker. Pemerintah meminta pihak masjid untuk menggulung karpet dan menyemprotkan desinfektan.
Idul Adha diperkirakan jatuh antara 31 Juli atau 1 Agustus tergantung pada penampakan hilal. Berdasarkan data pada Ahad (12/7) lalu, jumlah kematian akibat virus corona di Bangladesh mencapai 2.352. Sementara, jumlah kasus baru mencapai 183.795.
Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 93.614. Virus corona pertama kali terdeteksi di Bangladesh pada 8 Maret.