REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Kepercayaan publik terhadap kemampuan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam menangani pandemi virus corona telah menurun drastis. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Guttman Center for Public Opinion and Policy Research di Israel Democracy Institut, kepercayaan publik terhadap Netanyahu dan Menteri Kesehatan Yuli Edelstein telah menurun secara dramatis.
Berdasarkan hasil survei, 29,5 persen menyatakan bahwa mereka memercayai Netanyahu dalam menangani pandemi. Jumlah tersebut turun dibandingkan dengan survei bulan lalu dengan tingkat kepercayaan 47 persen dan 55 persen pada April. Sementara 27 persen responden percaya Edelstein dapat menangani pandemi virus corona.
Dilansir Times of Israel pada Rabu (15/7), secara keseluruhan 75 persen masyarakat berkomentar negatif tentang penanganan virus corona oleh pemerintah. Ketika responden diminta untuk memilih enam kata yang menggambarkan perasaan mereka terhadap penanganan pemerintah selama krisis, 45 persen merasa "kecewa", 22,5 persen merasa "marah", dan 7 persen lainnya merasa "teralienasi".
Sementara, survei berdasarkan spektrum agama-sekuler, populasi Haredi adalah yang paling positif, dengan 29 persen mengekspresikan emosi yang optimis. Anggota komunitas ultra-Ortodoks mengeluhkan bahwa banyak masyarakat yang melanggar protokol kesehatan dengan tidak mengenakan masker dan menjaga jarak sosial.
Jajak pendapat menemukan kekhawatiran yang signifikan terhadap pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi Israel di tengah pandemi. Kekhawatiran juga melanda 73 persen orang Yahudi dan 75 persen orang Arab. Mereka takut anggota keluarganya terkena infeksi virus corona.
Survei dilakukan melalui internet dan telepon pada 9-12 Juli. Survei tersebut mengambil sampel 621 pria dan wanita dalam bahasa Ibrani, sementara 156 lainnya dalam bahasa Arab. Pada Senin (13/7), kabinet Netanyahu menyetujui paket bantuan ekonomi bagi penduduk yang terkena dampak pandemi virus corona.