REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Sebuah keluarga Palestina Bayyud menamakan anak perempuan mereka Ayasofya karena lahir pada 11 Juli, sehari setelah otoritas Turki memutuskan Hagia Sophia di Istanbul dialihfungsikan sebagai masjid.
Sang ayah Hasan Bayyud mengungkapkan kepada Anadolu Agency bahwa keluarganya turut bahagia mendengar kabar Hagia Sophia dibuka kembali untuk ibadah. “Kami menamakan anak kami yang baru lahir ini dengan Ayasofya sebagai rasa syukur dan kegembiraan kami. Alhamdulillah," ucap dia.
Bayyud menyampaikan apresiasi mewakili warga Palestina lainnya kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan dan rakyat Turki. Dia mengatakan pembukaan kembali Hagia Sophia untuk ibadah akan mendatangkan kebaikan bagi umat Islam dan rakyat Palestina.
"Kebangkitan Hagia Sophia adalah pembawa berita baik untuk kebebasan Masjid al-Aqsa, tanah kami, dan Muslim dunia," tekan Bayyud menambahkan dirinya berharap putrinya akan tumbuh dengan nama indah itu dan menjadi pribadi yang berbudi luhur.
"Semoga Allah melindunginya dengan kebijaksanaan dan kesucian al-Quran," ucap Bayyud.
Bayyud sangat ingin berkunjung ke Hagia Sophia bersama putrinya. Dia juga sangat mencintai Turki dan rakyatnya.
Keluarga Bayyud menjadi sorotan media lokal dan internasional setelah sang ayah mengumumkan nama putrinya ‘Ayasofya’ via akun media sosialnya.
Pada Jumat minggu lalu, pengadilan Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934 yang telah mengubah Hagia Sophia menjadi museum, membuka jalan untuk digunakan kembali sebagai masjid setelah jeda 85 tahun. Sebelum 1934 bangunan megah itu berfungsi sebagai masjid selama hampir 500 tahun.