REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pemimpin-pemimpin negara Uni Eropa memperpanjang pertemuan mereka satu hari lagi dengan harapan ada kesepakatan yang diraih dalam anggaran senilai 1,8 triliun euro dan dana pemulihan pandemi virus corona.
Kesepakatan masih jauh, tapi sejumlah negara kunci mengatakan negosiasi mengarah pada jalur yang benar. Walaupun kegelisahan kian tinggi karena pandemi yang sudah berlangsung berbulan-bulan tidak juga mereda.
Ketegangan meningkat ketika Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berdiri dan keluar dari ruangan saat rapat bersama kelompok yang disebut Frugal Four. Empat negara kaya Eropa utara yang ingin memberlakukan syarat ketat dan membatasi jumlah bantuan pada negara-negara Eropa bagian selatan yang paling terdampak pandemi.
"Beberapa orang keluar," kata Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, yang dianggap pemimpin Frugal Four, Sabtu (18/7) malam waktu setempat.
Ditanya apakah Merkel dan Macron yang keluar dari ruang rapat. "Ya, persis, jadi kami tidak bisa meraih terobosan malam ini," jawab Rutte.
Aliansi Prancis-Jerman tampaknya menjadi kunci dari kesepakatan dengan 27 negara anggota Uni Eropa. Rutte tidak menjawab apakah kesepakatan akan berhasil dicapai atau tidak. "Mereka keluar dengan suasana hati yang buruk, kami akan melanjutkannya besok," katanya.
Pemimpin-pemimpin Eropa sudah menggelar rapat anggaran selama dua malam berturut-turut. Perbedaan pendapat mengenai jumlah anggaran dan bantuan yang akan diberikan pada negara-negara yang paling terdampak pandemi belum berhasil dijembatani.
"Mulai mengarah pada jalur yang benar, negosiasi ini tentu seperti yang sudah Anda perkirakan, ini negosiasi yang sangat, sangat sulit, tapi kami mengarah pada jalur yang benar, dan itu yang paling penting," kata Kanselir Austria Sebastian Kurz.
Rutte mengungkapkan optimistisme yang serupa, ia mengatakan masih berjalannya proses negosiasi menunjukkan semua pihak optimistis. Tapi, ujarnya, agar negosiasi berhasil semua pihak harus menunggu dan bersabar.
Pemimpin-pemimpin negara Uni Eropa menghadapi krisis paling sulit sejak bertahun-tahun yang lalu. Blok tersebut mengalami resesi terburuk yang pernah mereka alami. Pandemi Covid-19 tidak hanya menewaskan 135 ribu warga Uni Eropa tapi juga memukul keras perekonomian blok tersebut.
Eksekutif Uni Eropa sudah mengajukan proposal anggaran patungan sebesar 750 miliar euro untuk dipinjamkan dan diberikan sebagai dana hibah untuk negara yang paling membutuhkan. Dana yang dipermasalahkan ada anggaran Uni Eropa senilai 1 triliun euro yang sudah diperdebatkan sebelum pandemi melanda.
Walaupun krisis sangat mendesak dan kian buruk, tapi sejumlah negara kaya yang dipimpin Belanda ingin pengeluaran Uni Eropa diperketat. Sementara Spanyol dan Italia , yang paling terdampak pandemi sangat membutuhkan bantuan.