Senin 20 Jul 2020 16:14 WIB

Banjir di India Tenggelamkan Sembilan Badak Bercula Satu

Negara bagian Assam India dilanda banjir yang menenggelamkan badak dalam 10 hari

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Ilustrasi - Badak bercula satu di Taman Nasional Kazirangadi negara bagian Assam, India.
Foto: AP Photo/Anupam Nath
Ilustrasi - Badak bercula satu di Taman Nasional Kazirangadi negara bagian Assam, India.

REPUBLIKA.CO.ID, GUWAHATI -- Hujan lebat dan banjir di negara bagian Assam, India telah menenggelamkan sembilan badak langka dalam 10 hari terakhir. Tim penyelamat menghadapi dua tantangan yakni mengatasi banjir dan pandemi virus corona di tempat penampungan.

Banjir menggenangi Taman Nasional Kaziranga yang merupakan rumah bagi populasi badak bercula satu terbesar di dunia. Taman nasional tersebut diperkirakan menampung sekitar 2.500 badak dari total 3.000 populasi.

Baca Juga

"Sembilan badak telah mati tenggelam bersama dengan lebih dari 100 hewan lainnya," ujar Menteri Pertanian Assam, Atul Bora.

Banjir yang menerjang taman nasional membuat sejumlah hewan seperti badak, gajah, dan rusa pergi ke jalan-jalan dan pemukiman untuk mencari perlindungan. Para pejabat memperingatkan bahwa ketinggian air di sungai Brahmaputra diperkirakan naik 11 centimeter. Dua minggu sebelumnya, sungai tersebut meluap dan membanjiri lebih dari 2.500 desa.

Banjir telah menewaskan sedikitnya 84 orang dan 2,75 juta orang mengungsi sejak Mei. Pihak berwenang mengaku kesulitan menerapkan protokol menjaga jarak di penampungan untuk mencegah penyebaran virus corona. Petugas hanya bisa mengimbau para penduduk yang mengungsi untuk mengenakan masker.

"Sulit untuk menegakkan aturan jaga jarak sosial di penampungan. Kami mendesak setiap orang setidaknya menutup hidung dan mulut mereka dengan selembar kain bersih," ujar seorang anggota pasukan manajemen banjir, Sanghamitra Sanyal.

Negara bagian Assam yang terkenal dengan perkebunan tehnya kerap dilanda banjir setiap musim hujan, meskipun telah ada upaya pengendalian banjir. Sejumlah kelompok hak asasi manusia menuding dana untuk proyek penanggulangan banjir telah dikorupsi, sehingga pembangunan tanggul menjadi buruk. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement