Selasa 21 Jul 2020 10:03 WIB

Trump Ancam Kerahkan Lebih Banyak Polisi Redam Protes

Trump menilai wilayah yang dipimpin orang Demokrat takut bertindak.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Foto: AP/Patrick Semansky
Presiden Amerika Serikat Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mengirim lebih banyak petugas penegak hukum federal ke kota-kota besar AS untuk mengendalikan aksi demonstrasi. Beberapa negara bagian AS diselimuti kembali aksi protes mengenai ketidaksetaraan rasial belakangan ini.

Trump mengkritik sejumlah kota yang dijalankan oleh pemimpin dari Demokrat liberal, termasuk Chicago dan New York. Dia mengatakan, para pemimpin kota takut untuk bertindak.

Baca Juga

Berbicara di Gedung Putih pada Senin (20/7) waktu setempat, Trump mengulangi seruannya untuk hukum dan ketertiban. "Kami mengirim penegak hukum. Kami tidak bisa membiarkan ini terjadi pada kota-kota," ujar Trump dikutip laman BBC, Selasa.

Dia pun secara khusus menyebut Kota New York, Chicago, Philadelphia, Detroit, Baltimore dan Oakland. "Kita tidak akan membiarkan ini terjadi di negara kita, semua dijalankan oleh Demokrat liberal," ujarnya.

Trump memuji para petugas hukum federal yang dikirim ke Oregon telah melakukan "pekerjaan fantastis" memulihkan ketertiban di tengah-tengah protes di Portland. Kota ini telah melihat protes berkelanjutan terhadap kebrutalan polisi di kota itu sejak kematian George Floyd di Minnesota pada bulan Mei.

Beberapa petugas telah menggunakan mobil tanpa tanda kepolisian dan berkamuflase di jalan-jalan. Para petugas ada yang berpakaian resmi dan ada yang berpakaian preman.

Hal itu memicu kecaman dari Demokrat dan aktivis. Para pemimpin negara bagian telah meminta Trump menarik personelnya dari Portland. Mereka pun menuduh presiden meningkatkan situasi sebagai aksi politik dalam tahun pemilihannya.

Dalam sepekan terakhir, ketegangan antara pengunjuk rasa dan para perwira ini telah meningkat, dan para pemimpin setempat telah menyerukan personel federal untuk meninggalkan kota.

Trump mengatakan gubernur Oregon, wali kota Portland dan anggota parlemen negara bagian lainnya takut terhadap "anarkis". "Mereka takut dengan orang-orang ini. Itulah alasan mereka tidak ingin kita membantu mereka," katanya.

Para petugas tersebut adalah bagian dari unit Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) baru yang terdiri dari orang-orang dari US Marshals Service dan Customs and Border Protection. Mereka telah dikerahkan di bawah perintah eksekutif yang melindungi patung-patung yang ditandatangani oleh Trump bulan lalu. Perintah itu memungkinkan pejabat federal untuk ditangkap tanpa izin dari masing-masing negara bagian AS.

DHS juga berencana untuk mengirim sekitar 150 agen ke Chicago pekan ini. Agen-agen tersebut dilaporkan akan membantu petugas penegak hukum federal dan polisi Chicago lainnya dalam memerangi kejahatan.

Wali kota Chicago Lori Lightfoot sebelumnya mengatakan dia prihatin dengan tindakan Trump mengerahkan petugas federal ke kota. Dia mengaku telah berbicara dengan wali kota Portland untuk mengetahui apa yang terjadi di sana.

"Kami tidak membutuhkan agen federal tanpa lencana mengambil orang dari jalanan dan menahan mereka, saya pikir, melanggar hukum," kata Lightfoot.

Berbicara kepada CNN pada Ahad lalu, Wali kota Portland Ted Wheeler mengatakan ada belasan jika bukan ratusan pasukan federal di kota. "Kehadiran mereka di sini sebenarnya mengarah pada lebih banyak kekerasan dan lebih banyak vandalisme,"  kata Wheeler.

"Mereka tidak diinginkan di sini. Kami belum meminta mereka di sini. Bahkan, kami ingin mereka pergi," katanya menambahkan.

Jaksa Agung Oregon telah mengajukan gugatan terhadap pemerintah federal karena diduga secara tidak sah menahan para demonstran dan melanggar hak konstitusional mereka untuk berkumpul dan proses hukum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement