REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Kementerian Kesehatan Vietnam mengkonfirmasi 12 kasus baru infeksi virus corona yang merupakan kasus impor. Penularan kasus baru tersebut berasal dari warga Vietnam yang baru kembali dari Rusia.

Sebanyak 12 orang yang dinyatakan positif infeksi virus corona jenis baru atau Covid-19, kini telah menjalankan karantina. Vietnam sejauh ini belum mencatat penularan virus selama tiga bulan setelah mengklaim berhasil mengatasi pandemi virus corona.

Cara pemerintah Vietnam menangani pandemi telah menuai pujian karena mampu mempertahankan angka nol kematian. Negara itu mencatat 396 kasus dan 90 persen dari pasien yang terinfeksi dinyatakan telah sembuh.

Pemerintah Vietnam menilai bahwa mencegah transmisi kepada para tenaga kesehatan dan masyarakat merupakan strategi pengendalian yang penting. Ketika dilanda wabah SARS pada 2003-2004, banyak tenaga kesehatan di Vietnam yang terinfeksi. Bahkan sebagian besar pasien yang meninggal dunia saat wabah SARS adalah dokter dan perawat. Berkaca dari pengalaman tersebut, Vietnam mengutamakan keselamatan para tenaga medis.

Vietnam telah memperkuat prosedur rumah sakit agar mencegah infeksi pada lingkungan layanan kesehatan. Seluruh fasilitas layanan kesehatan di negara tersebut disiapkan untuk menerima pasien yang terinfeksi virus corona.

Vietnam melakukan lockdown secara nasional pada 1 April. Awalnya, lockdown dilakukan selama 15 hari, tetapi diperpanjang menjadi 21 hari di 28 provinsi dari total 63 provinsi. Selain itu, Vietnam juga melakukan penelusuran kontak dan karantina massal di titik yang diduga sebagai hotspot penyebaran virus corona.

Sebelum kasus pertama terkonfirmasi di Vietnam, negara ini telah menerapkan pembatasan bagi warganya dan wisatawan internasional. Pendatang dari Wuhan, China harus menjalani pemeriksaan ketat. Satu minggu setelah kasus pertama terkonfirmasi, Vietnam langsung mengentikan penerbitan visa bagi wisatawan China. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika