REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris meminta warganya menggunakan sepeda ke kantor guna menghindari penyebaran virus Covid-19 di dalam transportasi umum, seperti bus dan kereta bawah tanah. Menteri Transportasi Inggris, Grant Shapps, meluncurkan paket sebesar 2 miliar Poundsterling untuk membuat lebih banyak orang bersepeda dan berjalan kaki ke tempat kerja.
Shapps mengatakan, bus dan kereta bawah tanah dalam keadaan new normal hanya akan berjalan pada kapasitas maksimum 10 persen, sehingga ia minta warga menggunakan sepeda selain mengunakan masker. Imbauan pemerintah Inggris itu disambut berbagai kalangan di kota London yang memang sudah terbiasa ke kantor dengan menggunakan sepeda, meskipun punya mobil.
Apalagi untuk masuk kota London setiap mobil dikenakan biaya yang disebut dengan congestion charge sebesar 15 poundsterling. Salah seorang pegawai di pusat kota London, Nancy Ferguson, Selasa (21/7), menyambut positif ajakan pemerintah Inggris bersepeda ke tempat kerja yang dinilai lebih aman di pasca Covid-19 dibanding dengan menggunakan transportasi umum.
“Saya baru saja membeli sepeda dengan cara mengupgrade sepeda yang lama,” ujar Nancy yang bekerja di Kota London.
Dia juga senang bersepeda, karena disamping berhemat untuk transportasi dan juga tidak perlu ikut fitness. Dengan bersepeda 45 menit setiap pagi dan 45 menit pulang cukup melelahkan dan membakar kalori setiap hari.
Lain lagi dengan Jason Marc yang bekerja di daerah Liverpool Street Station. Ia setiap pagi selalu bersepeda ke tempat kerja dari rumahnya di kawasan Canary Whaff. Bagi Jason, ajakan pemerintah Inggris bersepeda sangat bermanfaat dan sudah menjadi kebiasaannya.
“Bagi saya bekerja dengan menggunakan sepeda adalah hal yang biasa, bahkan di pagi hari di musim dingin ketika masih gelap, saya melihat banyak orang yang melakukan hal yang sama pagi-pagi mengayuh sepeda dan bila sampai di tempat kerja saya langsung mandi dan menggunakan busana kerja,” ujar Jason yang setiap pagi hanya menggunakan celana pendek.
Setiap pagi Jason berangkat dari rumahnya di daerah Canary Whaff bersepeda sepanjang 18km yang dilakukannya selama sepuluh tahun terakhir. Sampai di tempat kerja, ia pun mandi sebelum mengawali tugasnya.
Sementara itu, Tinder Singh, sehari-hari mengunakan sepeda sebagai transportasi kemana pun pergi bahkan ia sanggup mengayuh sepeda sepanjang 16 km yang dilakukan sejak enam tahun lalu. Lain lagi pernyataan wanita muda, Diana Rich, yang bersepeda tiga dalam seminggu dan sekarang dengan adanya himbauan pemerintah berarti dia tidak akan memakai transportasi umum, tapi akan bersepeda setiap hari, tentunya sangat menyenangkan, ujarnya.
Imbauan pemerintah Inggris juga disambut para penjual sepeda di Inggris dan juga berbagai perusahaan memperkenalkan skema cycle to work scheme yang didukung pemerintah. Skema ini ditawarkan kepada semua karyawan yang ingin membeli sepeda untuk dipakai sebagai alat transportasi ke tempat pekerjaan.
Adapun skema ini dikeluarkan untuk bisa dipakai membeli sepeda dan accessoriesnya seperti helm, baju, sepatu serta celana khusus bersepeda. Nilai skema yang ditawarkan ini adalah minimum 1000 poundsterling dan sampai tidak terbatas, tergantung berapa besar gaji pegawai yang akan mengambil skemaini.
Keuntungan bagi pegawai adalah pembayaran diambil sebelum gaji pajak dipotong. Dengan kata lain, pegawai yang bersangkutan bisa menghemat antara 25-40% dari biaya yang sebenarnya apabila dibeli dengan bentuk tunai.
Pegawai membayar kembali ke perusahaan dengan cara mencicil setiap bulan selama satu tahun potong gaji. Skema inilah yang diperkenalkan di Inggris dalam sepuluh tahun terakhir.
Dengan adanya pandemik ini, banyak perusahaan kecil dan menengah memperlakukan skemaini untuk pegawai mereka. Ironisnya, yang terjadi mayoritas sepeda yang dipakai di negara ini adalah buatan Taiwan, sementara sepeda buatan Inggris yang terkenal bermerek Brompton, justru banyak diminati di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
Perusahaan Brompton yang di Inggris tidak menerima pesanan sampai akhir tahun ini karena banyaknya peminat dan perusahaan tidak bisa memenuhi permintaan tersebut. Semua stok sepeda Brompton tidak tersedia di toko sepeda di Inggris dan bahkan seorang warga Indonesia yang ingin membeli sepeda merek Inggris ini harus menunggu selama tiga bulan.