Selasa 21 Jul 2020 20:28 WIB

Uni Emirat Arab Mencari Masa Depan di Luar Angkasa

Misi ke Mars akan jadi langkah besar bagi ekonomi UEA yang bergantung pada minyak

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Pesawat antariksa yang diberi nama Al-Amal atau Hope milik UEA meluncur dari Tanegashima Space Center, Jepang dengan roket H-IIA buatan Mitsubishi Heavy Industries pada pukul 6.58 waktu setempat.
Foto: EPA-EFE/MITSUBISHI HEAVY INDUSTRIES
Pesawat antariksa yang diberi nama Al-Amal atau Hope milik UEA meluncur dari Tanegashima Space Center, Jepang dengan roket H-IIA buatan Mitsubishi Heavy Industries pada pukul 6.58 waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Uni Emirat Arab (UEA) telah mencatatkan sejarah dengan meluncurkan pesawat antariksa pertama ke Mars pada Senin (20/7). Ini adalah misi antar planet pertama yang diluncurkan oleh negara Arab.

Pesawat antariksa yang diberi nama Al-Amal atau Hope ini meluncur dari Tanegashima Space Center, Jepang dengan roket H-IIA buatan Mitsubishi Heavy Industries pada pukul 6.58 waktu setempat. Mitsubishi menyatakan, pesawat antariksa tersebut berhasil memisahkan diri dari roket dan sekarang sedang dalam perjalanan tunggal ke Mars. Sebelumnya, peluncuran Hope sempat ditunda selama lima hari karena cuaca buruk.

Baca Juga

Sebagai pendatang baru dalam pengembangan ruang angkasa, UEA telah berhasil menempatkan tiga satelit pengamatan Bumi ke orbit. Dua satelit dikembangkan oleh Korea Selatan (Korsel) dan diluncurkan oleh Rusia pada 2009 dan 2013. Sementara satelit ketiga yang dikembangkan oleh UEA diluncurkan oleh Jepang.

Misi ke Mars ini akan menjadi langkah besar bagi ekonomi UEA yang bergantung pada minyak. Peluncuran misi ke Mars merupakan upaya UEA untuk mencari masa depan di luar angkasa. Sebelumnya, UEA juga telah meluncurkan astronot pertama yakni Hazzaa Ali Almansoori. Dia menghabiskan waktu lebih dari sepekan di Stasiun Luar Angkasa Internasional pada musim gugur lalu. UEA telah menetapkan tujuan untuk membangun koloni di Mars pada 2117.

Direktur Misi Mars UEA Omran Sharaf mengatakan Al-Amal akan mencapai Mars pada Februari 2021, bertepatan dengan ulang tahun UEA ke-50 tahun. Pada September, Al-Amal akan mulai mentransmisikan data atmosfer Mars, yang akan dianalisis oleh komunitas ilmiah internasional.

"Ini mengirimkan pesan yang sangat kuat kepada pemuda Arab bahwa jika UEA dapat mencapai Mars dalam kurang dari 50 tahun, maka mereka dapat melakukan lebih banyak hal," ujar Sharaf.

Peluncuran misi ke Mars oleh UEA telah mewakili kemajuan bagi dunia Arab. Selama berabad-abad lalu, negara-negara Arab dikenal sebagai rumah bagi para ahli matematika dan ilmuwan yang mendunia. Namun, eksistensi para matematikawan dan ilmuwan mulai memudar setelah terjadi perang dan kekacauan.

"Jadi wilayah ini telah melalui masa-masa sulit dalam beberapa dekade terakhir. Sekarang UEA adalah negara yang bergerak maju dengan rencananya, melihat masa depan, dan masa depan kawasan juga," kata Sharaf.

Peluncuran Hope disambut dengan sorak sorai dan tepuk tangan meriah di Pusat Luar Angkasa Mohammed bin Rashid, Dubai. Para lelaki yang mengenakan jubah putih tradisional arab dan wanita yang mengenakan abaya hitam bersama-sama menyaksikan peluncuran Al-Amal. Ketika Al-Amal memisahkan diri dari roket, mereka berteriak dan bersorak-sorai.

Dalam meluncurkan misi pertama ke Mars, UEA memilih untuk menggandeng sejumlah mitra. Ilmuwan UEA bekerja sama dengan para peneliti dari University of Colorado Boulder, University of California, Berkeley, and Arizona State University. Pesawat antariksa tersebut dirakit di University of Colorado Boulder, dan diangkut ke Jepang.

"Mengembangkan pesawat ruang angkasa tidak mudah bahkan jika ada dana yang cukup," ujar seorang astronom di Universitas Aizu, Junya Terazono.

Pengembangan pesawat antariksa Al-Amal dan roket peluncuranya menelan biaya sekitar 200 juta dolar. Namun, UEA tidak mengungkapkan biaya operasi di Mars. Al-Amal yang memiliki seukuran mobil kecil membawa tiga instrumen untuk mempelajari atmosfer atas, dan memantau perubahan iklim, serta mengelilingi Mars setidaknya selama dua tahun. Hal ini untuk menindaklanjuti pengorbitan Maven yang dikirim oleh NASA ke Mars pada 2014.

Ketika itu, peluncuran Maven bertujuan untuk mempelajari bagaimana planet Mars dapat berubah dari hangat menjadi basah. Ada kemungkinan planet tersebut memiliki kehidupan mikroba. Pesawat antariksa Al-Amal juga akan mengirim kembali gambar-gambar perubahan cuaca di Mars.

Dua misi Mars lainnya akan diluncurkan dalam beberapa hari mendatang. Cina akan meluncurkan misi ke Mars untuk mencari air dan es. Peluncuran misi ke Mars oleh Cina dijadwalkan pada Kamis (23/7). Selain itu, Amerika Serikat (AS) juga berencana mengirim pesawat antariksa ke Mars dengan nama Perseverance. Misi ini bertujuan untuk mencari tanda-tanda kehidupan kuno dan mengumpulkan sampel batuan dan tanah untuk diteliti di Bumi. Rencananya AS akan meluncurkan pesawat antariksa ke Mars pada 30 Juli.

Jepang juga memiliki misi ke Mars yang akan diluncurkan pada 2024. Jepang berencana mengirim pesawat ruang angkasa ke Mars untuk mengumpulkan sampel dan dibawa kembali ke Bumi pada 2029.

Jepang telah lama berkolaborasi dengan AS dan mitra lainnya dalam teknologi pertahanan dan luar angkasa. Secara tradisional, Jepang menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan negara-negara Timur Tengah. Layanan peluncuran roket di Jepang dikenal dengan akurasi dan catatan waktu yang tepat.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement