REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden menuduh pemerintahan Donald Trump menggunakan 'taktik yang mengerikan' dalam menindak keras pengunjuk rasa di Portland, Oregon. Biden mengatakan respons agen-agen federal menambah perpecahan di Amerika.
Berdasarkan jajak pendapat Biden lebih unggul dibandingkan Trump. Dalam pernyataannya Biden mengatakan agen-agen Keamanan Dalam Negeri di Portland 'menyerang pengunjuk rasa damai secara brutal' dan 'jauh dari properti federal hingga punya alasan untuk menahan warga'.
"Kami memiliki presiden yang bertekad menabur perpecahan dan kekacauan, untuk membuat masalah lebih buruk bukannya lebih baik," kata Biden, dalam pernyataan pertamanya mengenai unjuk rasa di Portland, Rabu (22/7).
Trump dan Departemen Keamanan Dalam Negeri mempertahankan keberadaan petugas di Portland yang menghadapi gelombang unjuk rasa menentang ketidakadilan rasial. Mereka mengatakan keberadaan petugas keamanan federal di kota itu untuk melindungi properti pemerintah federal.
Wali kota Portland sudah memprotes keberadaan petugas-petugas federal. Jaksa agung Oregon juga telah mengajukan gugatan hukum. Ia mengatakan agen-agen federal menahan orang tanpa alasan yang jelas. Anggota Kongres Partai Demokrat sudah meminta inspektur jenderal Departemen Keamanan Dalam Negeri menggelar penyelidikan internal.
Pada Senin (20/7), Trump mengisyaratkan ia juga akan mengirim agen-agen federal ke kota-kota lainnya. Tanpa menyebutkan bukti ia mengatakan wali kota-wali kota dari Partai Demokrat gagal mengendalikan kejahatan.
Biden yang menjabat sebagai wakil presiden Barack Obama mengatakan para agen federal memiliki hak melindungi properti federal. Tapi mereka dapat melakukannya tanpa 'menggunakan taktik mengerikan dan tanpa mencoba menyalakan api perpecahan'.
Ketua tim kampanye Trump, Tim Murtaugh mengatakan pernyataan Biden menunjukkan ia 'berpihak pada penjahat'. Ia mengatakan mantan wakil presiden itu sudah kehilangan sikap moralnya.
"Biden akan menuduh penegak hukum 'menyalakan api perpecahan' sementara kerumunan massa membakar gedung-gedung polisi tanpa alasan, Biden jelas kehilangan sikap moralnya dan gagal dalam uji kepemimpinan," kata Murtaugh dalam pernyataannya.