REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Kepala Asosiasi Autisme Iran Saidah Saleh Gaffari mengungkapkan gelombang kedua Covid-19 di negara itu menyebabkan peningkatan 10 kali lipat kasus positif virus korona pada anak-anak penyandang autisme.
"Jumlah kasus pada anak-anak dengan autisme terhitung rendah pada gelombang pertama Covid-19. Tapi jumlah kasus tersebut meningkat 10 kali lipat di seluruh negeri [pada gelombang kedua]," kata Gaffari kepada kantor berita Iran, IRNA.
Dia mengatakan situasi tersebut meningkatkan masalah untuk keluarga yang memiliki anak autis. Gaffari mengatakan masalah ini lebih mempersulit keluarga anak autis akut yang tidak dapat merawat diri, seperti pergi ke toilet.
“Beberapa fasilitas kesehatan tidak menerima anak-anak seperti ini," ungkap dia.
Gaffari mencatat bahwa setidaknya 35 anak autis di Teheran terpapar Covid-19 dalam sebulan terakhir.
Iran pada Selasa melaporkan 229 kematian baru akibat virus korona, sehingga jumlah kematian tersebut tertinggi sejak wabah pandemi menyebar di negara itu pada pertengahan Februari.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Sima Sadat Lari mengatakan ada penambahan 2.625 kasus baru selama 24 jam terakhir, sehingga totalnya menjadi 278.827 infeksi. Jumlah kematian keseluruhan di Iran sekarang mencapai 14.634 jiwa.