REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan tuduhan Amerika Serikat (AS) tidak benar dan tidak dapat diterima. Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dilaporkan mengatakan Tedros membuat kesepakatan dengan China yang mempengaruhi keputusan organisasi itu.
Respons ini muncul setelah pemerintahan Presiden Donald Trump mengkritik WHO selama berbulan-bulan, menangguhkan dana hibah, dan mulai menarik AS dari lembaga PBB itu. Washington juga kerap menyebut Tedros sebagai 'boneka China'.
"Pernyataan itu tidak benar dan tidak dapat diterima dan tanpa dasar apa pun mengenai hal itu," kata Tedros saat merespons pertanyaan di konferensi pers di Jenewa seperti dikutip Aljazirah, Jumat (24/8).
Surat kabar the Times dan Daily Telegraph melaporkan dalam pertemuan tertutup dengan Anggota Parlemen Inggris di London, Pompeo mengatakan WHO telah menjadi lembaga 'politik'. Ia menuduh keputusan-keputusan WHO dipengaruhi kesepakatan antara Tedros dan China yang membantunya menjadi kepala organisasi tersebut.
"Ketika dorongan semakin mendesak, ketika benar-benar yang paling penting, (orang-orang tewas) karena kesepakatan yang dibuat," kata Pompeo seperti dikutip Times dan Daily Telegraph.
Pemerintahan Trump tidak memberikan bukti atas tuduhan tersebut. Tedros mengatakan fokus seluruh WHO adalah menyelamatkan nyawa. "WHO tidak akan terganggu oleh komentar-komentar ini dan kami tidak ingin masyarakat internasional terdistraksi," kata Tedros.
Ia kembali menegaskan salah satu ancaman terbesar krisis saat ini adalah 'politisasi pandemi'. Kepala teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove yang seorang warga negara Amerika juga melawan tuduhan terhadap lembaga PBB tersebut.
"Saya tidak pernah lebih bangga menjadi bagian WHO, saya melihat langsung setiap hari kerja Dr Tedros, yang tim kami lakukan, seluruh dunia lakukan," kata Van Kerkhove.
Ia juga menegaskan semua orang yang ada di WHO fokus menyelamatkan nyawa. Dalam konferensi pers, Tedros juga menekankan pentingnya tanggung jawab individu dalam upaya menahan laju penyebaran virus corona di seluruh dunia. Ia menyoroti gelombang wabah terbaru berkorelasi dengan klub malam dan pertemuan sosial.
"Kami meminta semua orang memperlakukan keputusan tentang kemana mereka pergi, apa yang mereka lakukan dan siapa yang mereka temui, sebagai keputusan hidup dan mati," kata Tedros.