Ahad 26 Jul 2020 10:30 WIB

China vs AS: Dari Mata-Mata Hingga Tentara Rahasia

China desak AS batalkan penutupan konsulat China di Houston.

Rep: Anadolu/ Red: Elba Damhuri
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – China mendesak Amerika Serikat untuk membatalkan perintah penutupan Konsulat China di Houston.

Saat berbicara di konferensi pers di Beijing pada Jumat, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan Konsulat Jenderal China di Houston masih beroperasi.

"Kami mendesak AS untuk menarik keputusannya yang keliru,” ujar Wang, seperti harian Global Times.

Dua hari yang lalu, AS meminta China untuk segera menutup konsulatnya di Houston, Texas, karena China dituding mencuri kekayaan intelektual Amerika dan Eropa.

China mengecam keputusan AS itu, menuduh pemerintah AS memantau, melecehkan, dan menekan mahasiswa dan cendekiawan China di AS serta memaksakan anggapan bersalah terhadap mereka.

Namun, AS menyalahkan konsulat China di San Francisco karena menyembunyikan buron dan mengatakan bahwa individu itu adalah anggota rahasia tentara China.

Sebagai tanggapan, Beijing mengatakan bahwa misi diplomatiknya akan secara tegas melindungi hak-hak warga negaranya.

Pada Jumat, dalam langkah pembalasan, Beijing memberikan waktu 72 jam kepada Washington untuk menutup konsulatnya yang berlokasi strategis di Kota Chengdu.

"Sejumlah personil dari Konsulat Jenderal AS di Chengdu telah terlibat dalam kegiatan yang tidak konsisten dengan identitas mereka (intelijen)," kata Wang.

"China telah membuat perwakilan dan pihak AS sepenuhnya sadar," tambah dia.

Pompeo menggunakan 'kebohongan politik'

Sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyerukan penciptaan aliansi baru demokrasi melawan China selama pidato publiknya di Perpustakaan Nixon di California, Beijing menjuluki pernyataannya sebagai sebuah kebohongan politik.

“Pompeo dengan jahat menyerang CPC [Partai Komunis China] dan sistem sosialis China. Pernyataannya mengabaikan fakta, merubah putih menjadi hitam, penuh dengan bias ideologis dan menunjukkan mentalitas Perang Dingin. Semua ini adalah beragam kebohongan politik terkait China,” ungkap Wang, Jumat.

Menteri Luar Negeri AS itu mengatakan bahwa tanpa tindakan segera PKC akan menggerogoti kebebasan dunia dan merusak tatanan internasional yang berbasis aturan.

“Pidato Pompeo disampaikan di Perpustakaan Presiden Richard Nixon. Nixon sendiri adalah pemecah kebuntuan hubungan China-AS. Sejarah itu adil dan segala upaya untuk membalik arah sejarah tidak akan berhasil,” kata Wang.

Dia juga menegaskan bahwa China tidak berniat mengubah AS dalam hal sistem sosialnya dan AS juga tidak bisa mengubah China.

BACA JUGA: Armenia Serang Azerbaijan, Turki Tegaskan Dukung Azerbaijan

 

Link: https://www.aa.com.tr/id/dunia/china-desak-as-batalkan-perintah-penutupan-konsulat/1921159

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement