REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Pemerintah Yunani mengecam pembakaran bendara Turki saat aksi unjuk rasa di Thessalokini yang menolak perubahan Hagia Sophia menjadi masjid. Demikian dilaporkan Anadolu seperti dilansir Middle East Monitor, Sabut (25/7).
"Kami mengecam setiap aksi yang melecehkan simbol nasional negara mana pun, dalam hal ini Turki," kicau Kementerian Luar Negeri Yunani lewat kicauannya.
Sebelumnya Pemerintah Turki mengecam otoritas Turki yang menunjukkan sikap permusuhan terhadap Islam terkait reaksi pembukaan Hagia Sophia untuk tempat shalat.
"Kami mengecam statemen permusuhan yang dibuat oleh anggota parlemen pemerintah Yunani dan dewan yang memprovokasi opini publik serta membiarkan pembakaran bendera kami di Thessaloniki," ujar juru bicara Kemenlu Turki Hami Aksoy.
Seperti diketahui Shalat Jumat di Hagia Shophia menandai langkah bersejarah berubahnya status lokasi tersebut dalam 86 tahun. Ribuan orang ikut dalam shalat Jumat yang digelar di dalam dan luar Hagia Sophia di Istanbul.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memerintahkan agar Masjid Hagia Sophia dibuka selama 24 jam nonsetop sebagai tempat ibadah umat Muslim mulai Jumat, 24 Juli 2020.
"Presiden Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan perintah bahwa Hagia Sophia tetap buka untuk beribadah 24 jam sehari. Masjid Hagia Sophia akan terus terbuka. Kami berterima kasih kepada presiden kami," tulis Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya dalam akun Twitter-nya, Jumat kemarin, dilansir di TASS, Sabtu (25/7).