REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Lebih dari 7.000 personel paramiliter India terinfeksi virus corona jenis baru atau Covid-19. Ribuan pasukan paramiliter yang biasanya berjaga di perbatasan, kini menjalani perawatan dan karantina.
Jumlah pasukan paramiliter India yang terinfeksi virus korona adalan Pasukan Keamanan Perbatasan (BSF), yang bertugas menjaga perbatasan Pakistan dan Bangladesh. Pada Jumat (24/7) malam, BSF mengkonfirmasi terdapat 3.023 kasus infeksi virus corona.
Seorang juru bicara BSF mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa, setidaknya 10 anggota BSF meninggal dunia karena virus corona. Sementara jumlah kasus yang aktif sebanyak 1.370.
Selain itu, virus corona juga telah merenggut nyawa 15 personel Central Reserve Police Force (CRPF), yang merupakan pasukan paramiliter terbesar kedua di India. Pasukan ini bekerja di bawah Kementerian Dalam Negeri dan bertugas untuk mengamankan pemberontakan. Menurut juru bicara CRPF, lebih dari 1.500 anggota saat ini dinyatakan positif virus corona.
"Pada 21 Juli, kami telah memiliki 2.916 kasus di pasukan kami, 1.520 di antaranya masih aktif. Kami telah kehilangan 15 personel kami, sementara setidaknya 1.381 telah pulih," ujar pejabat CRPF.
Sementara itu, sebanyak 937 anggota Polisi Perbatasan Indo-Tibet (ITBP) dikonfirmasi terinfeksi virus korona. Pasukan ITBP bertugas untuk menjalankan patroli di perbatasan India dengan Cina. ITBP adalah satu-satunya pasukan yang bertanggung jawab untuk mengoperasikan fasilitas perawatan virus corona terbesar di ibu kota New Delhi.
ITBP memiliki 10.200 tempat tidur untuk menampung pasien yang terinfeksi virus corona. Selain itu, ITBP mempunyai 100 personil yang dikerahkan untuk menyediakan keamanan dan perawatan.
"Telah diputuskan bahwa di mana pun barak tidak memiliki ruang yang cukup, pasukan akan mendirikan tenda untuk memastikan jarak sosial," surat kabar The Indian Express mengutip seorang perwira paramiliter.
Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah mengadakan pertemuan dengan semua kepala pasukan paramiliter bulan lalu. Pertemuan tersebut membahas penanganan pandemi virus corona yang jumlahnya terus merangkak naik.
Berdasarkan data pada Sabtu (25/7), India mencatat 48.916 kasus selama 24 jam terakhir. Hal ini meningkatkan jumlah total menjadi 1,4 juta kasus. Sementara, jumlah kematian meningkat menjadi 31.358.