Senin 27 Jul 2020 15:15 WIB

Hubungan Memburuk, Konsulat AS di Cina Resmi Ditutup

Konsulat AS di Chengdu telah resmi ditutup pukul 10 pagi waktu setempat.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Reuters/T. Peter
Reuters/T. Peter

Polisi di Chengdu membatasi akses ke daerah di sekitar Konsulat AS pada Senin pagi (27/07) dan empat pejabat memakai alat pelindung diri terlihat berjalan menuju konsulat sekitar pukul 10.24 waktu setempat.

Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan Konsulat AS ditutup pada pukul 10 pagi dan kemudian pihak berwenang memasuki gedung dan mengambil alih tempat itu.

Polisi meminta warga yang sibuk mengabadikan momen di luar Konsulat AS untuk mundur. Polisi juga menutup arus lalu lintas, hanya kendaraan konsuler atau polisi yang diizinkan masuk.

Amerika Serikat mengkonfirmasi penutupan Konsulat Cina dalam sebuah video perpisahan yang dibagikan dari Kedutaan AS.

"Konsulat AS di Chengdu telah dengan bangga mempromosikan sikap saling pengertian antara orang Amerika dan orang-orang di Sichuan, Chongqing, Guizhou, Yunnan dan Tibet sejak tahun 1985. Kami akan selalu merindukanmu," katanya.

Penyiar CCTV membagikan video di akun Weibo (media sosial mirip Twitter) di mana bendera Amerika di Chengdu diturunkan pada pukul 6.18 pagi pada hari Senin (27/07).

Pada hari Minggu malam, sebuah crane terlihat memasuki kompleks konsulat dan mengangkat setidaknya satu kontainer ke sebuah truk besar.

Cina memerintahkan penutupan fasilitas pada hari Jumat (24/07) setelah Washington pekan lalu memberi Cina waktu 72 jam untuk mengosongkan konsulatnya di Houston, Texas akibat meningkatnya ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia ini.

Saat itu, sekelompok pria bersama Pejabat Departemen Luar Negeri AS terlihat memaksa membuka pintu kantor Konsulat Cina, tak lama setelah perintah penutupan fasilitas yang oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo disebut sebagai "pusat mata-mata dan pencurian kekayaan intelektual".

Buruknya hubungan keduanya sudah terjadi sejak beberapa dekade terakhir akibat perselisihan perdagangan dan teknologi, pandemi COVID-19, klaim teritorial Tiongkok di Laut Cina Selatan, dan tindakan keras terhadap Hong Kong.

ha/rap (Reuters)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement