REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senator Negara Bagian Arkansas, Amerika Serikat (AS) Joyce Elliot maju dalam pemilihan Kongres pada November mendatang. Apabila terpilih ia akan menjadi perempuan kulit hitam pertama yang mewakili Arkansas di Kongres.
Kampanye pada Juni, Elliot menghadiri unjuk rasa menentang rasialisme di County yang 90 persen populasinya masyarakat kulit putih. Ia berpidato di depan monumen konfederasi. Usai berpidato ia mengatakan pemilihan November adalah 'kesempatan untuk mengubah sejarah kami'.
"Saya memutuskan saya harus maju karena saya melihat jalur kemenangan," katanya saat itu.
Di tengah cengkraman pandemi virus corona yang menghantam masyarakat minoritas secara disproporsional dan gelombang protes brutalitas polisi terhadap masyarakat kulit hitam, jumlah perempuan kulit hitam yang maju dalam pemilihan Kongres tembus rekor.
Elliott adalah satu dari setidaknya 122 perempuan kulit hitam yang maju dalam perebutan kursi di parlemen di pemilihan tahun ini. Berdasarkan data Center for American Women and Politics (CAWP) sejak 2012 angka perempuan kulit hitam yang maju dalam pemilihan politik meningkat dengan stabil.
Menurut perkumpulan komite aksi politik AS, Collective PAC, saat pemilihan primary semakin dekat masih ada sekitar 60 perempuan kulit hitam yang masih menjalani kampanye.
"Masyarakat semakin nyaman melihat berbagai jenis orang duduk di Kongres, Anda tidak tahu seperti apa perempuan kulit hitam yang berkuasa hingga Anda melihat perempuan kulit hitam di Kongres," kata veteran Angkatan Laut dan pengacara yang maju dalam primary Partai Demokrat di Florida, Pam Keith, Senin (27/7).
Berdasarkan laporan komite aksi politik Center of Women and Politics and Higher Heights for America, perempuan kulit hitam mencakup hampir delapan persen populasi tapi hanya diwakili 4,8 persen di Kongres. Berdasarkan laporan itu perempuan kulit hitam tidak terwakili di lembaga-lembaga eksekutif.
Namun angka partisipasi perempuan kulit hitam dalam pemilihan presiden 2008 dan 2012 tertinggi dibandingkan kelompok masyarakat lainnya. Biasanya perempuan kulit hitam lebih banyak menang di distrik-distrik mayoritas kulit hitam.
Kini banyak politisi perempuan kulit hitam yang maju dalam pemilihan di distrik-distrik mayoritas kulit putih atau campuran. Beberapa distrik di antaranya pernah memilih kandidat dari Partai Republik.
"Kami akan putar balik kursi ini dari merah ke biru, kami memiliki kandidat yang mengenal dan memahami distrik dan warganya" kata calon anggota Kongres dari North Carolina, Patricia Timmons-Goodson.
Timmons-Goodson adalah mantan perempuan kulit hitam pertama yang menjadi Hakim Agung Negara Bagian North Carolina dan mantan anggota Komisi Hak Sipil AS. Sebagian besar kandidat perempuan kulit hitam mengatakan mereka lebih mengenal pemilih mereka dibandingkan lawan mereka yang kaya. Sebab mereka juga mengalami kesulitan keuangan seperti banyak orang.
"Kami hampir kehilangan rumah kami beberapa kali, kami juga mengalami kesulitan keuangan saat saat memulai bisnis saya," kata mantan jurnalis yang maju dalam pemilihan Kongres untuk mewakili Negara Bagian Indiana, Jeannine Lee Lake.
Lake menghadapi saudara Wakil Presiden AS Mike Pence yakin Greg Pence. Greg Pence merupakan seorang pejawat yang berkerja sebagai eksekutif bisnis dan dilaporkan memiliki aset jutaan dolar.
Krisis virus corona juga menekan pentingnya isu-isu yang diajukan para politisi perempuan kulit hitam. Seperti perbaikan sistem kesehatan, penciptaan lapangan kerja, dan meningkatkan akses jaringan internet.