Selasa 28 Jul 2020 09:57 WIB

Ekspektasi Bisnis Jerman Naik ke Level Tertinggi Sejak 2018

Ekspektasi ini dinilai wajar seiring mulai bergeraknya ekonomi Jerman.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Seorang warga mengibarkan bendera Jerman (ilustrasi). Ekspektasi bisnis Jerman tumbuh makin optimis setelah adanya dukungan pemerintah di sana dan rencana kebijakan fiskal kawasan Eropa yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Foto: Istimewa
Seorang warga mengibarkan bendera Jerman (ilustrasi). Ekspektasi bisnis Jerman tumbuh makin optimis setelah adanya dukungan pemerintah di sana dan rencana kebijakan fiskal kawasan Eropa yang belum pernah terjadi sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ekspektasi bisnis Jerman tumbuh makin optimis setelah adanya dukungan pemerintah di sana dan rencana kebijakan fiskal kawasan Eropa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal itu diyakini bakal meningkatkan permintaan barang dan jasa sehingga mendorong pemulihan ekonomi di akhir 2020 ini.

Dilansir Bloomberg, Selasa (28/7), harapan di perusahaan-perusahaan yang disurvei oleh Ifo Institute, ekspektasi bisnis meningkat menjadi 97 pada Juli dari 91,6 yang direvisi pada Juni, angka terkuat sejak akhir 2018. Indeks iklim bisnis utama juga meningkat.

Baca Juga

Angka-angka itu muncul beberapa hari setelah Uni Eropa menyetujui paket 750 miliar euro (877 miliar dolar AS) yang diperjuangkan oleh Jerman dan Prancis untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi. Ekonomi terbesar Eropa juga akan mendapat manfaat dari rencana stimulus pemerintah 130 miliar euro yang diumumkan pada Juni untuk membantu memacu konsumsi rumah tangga dan membuat bisnis berinvestasi lagi.

Presiden Ifo Institute, Clemens Fuest, mengatakan, ekspektasi sektor bisnis Jerman itu tidak mengejutkan. Karena memang prospek ekonomi Jerman membaik karena aktivitas yang dimulai dari tingkat yang begitu rendah.

Namun, Fuest juga mengatakan, ketidakpastian tetap tinggi dan perusahaan belum cukup percaya diri untuk meningkatkan jumlah karyawan. Dalam laporan pendapatannya pada hari Senin, SAP SE Jerman mengatakan akan mempertahankan laju perekrutan yang lebih lambat dibandingkan kondisi biasa.

"Perusahaan memang melihat situasi sebagai situasi yang rapuh, penuh dengan ketidakpastian," kata Fuest dalam wawancara dengan Bloomberg Televisi.

Perusahaan-perusahaan di Jerman berencana mengurangi tenaga kerja lebih lanjut pada saat ini. Sehingga belum ada perubahan kondisi di pasar tenaga kerja.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement