REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki dan Rusia pada Senin berdiskusi via telepon guna membahas berbagai isu, termasuk hubungan bilateral dan perkembangan di kawasan itu, ungkap Direktorat Komunikasi Turki.
Direktorat itu mengungkapkan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Vladimir Putin membahas hubungan bilateral, peningkatan ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia baru-baru ini, dan perkembangan terakhir di Libya dan Suriah.
Kedua pemimpin sepakat untuk mempertahankan kerja sama dan dialog mengenai hubungan bilateral dan masalah regional.
Sejak April 2019, pasukan jenderal pemberontak Khalifa Haftar melancarkan serangan terhadap ibu kota Libya Tripoli dan bagian lain di Libya, yang mengakibatkan lebih dari 1.000 kematian sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Namun, pemerintah Libya baru-baru ini meraih kemenangan signifikan, memukul mundur pasukan Haftar keluar dari Tripoli dan kota Tarhuna yang strategis.
Pemerintah Libya itu didirikan pada 2015 di bawah perjanjian yang dipimpin oleh PBB, tetapi upaya penyelesaian politik jangka panjang gagal karena serangan militer oleh Haftar, yang didukung oleh Prancis, Rusia, Uni Emirat Arab (UEA), dan Mesir.
PBB mengakui pemerintah Libya yang dipimpin oleh Fayez al-Sarraj sebagai otoritas sah negara itu.
Suriah dilanda perang saudara yang ganas sejak awal 2011 ketika rezim menindak protes pro-demokrasi dengan kekerasan yang tak terduga.
Kekerasan oleh rezim menyebabkan kematian dan jutaan warga sipil Suriah mengungsi. Turki menjadi tuan rumah pengungsi terbesar di dunia dengan menampung sedikitnya 3,6 juta warga Suriah.
Link: https://www.aa.com.tr/id/turki/presiden-turki-dan-rusia-diskusi-soal-isu-regional/1924469