REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pasukannya siap menghadapi skenario apa pun. Hal itu ia sampaikan mengenai meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah di selatan perbatasan dengan Lebanon.
Dalam rapat yang digelar Komando Utara Tentara Israel, Netanyahu mengatakan apa yang terjadi di perbatasan tersebut adalah langkah Iran. Menurutnya, proksi Iran di Lebanon, yakni Hizbullah telah 'memperdalam keberadaan militer mereka di kawasan.'
"Tentara Israel siap dengan semua skenario yang memungkinkan, kami akan terus mengambil tindakan untuk mencegah Iran mengerahkan militer di kawasan kami, kami akan melakukan segalanya untuk membela diri kami," kata Netanyahu seperti dikutip kantor berita Turki, Anadolu Agency, Rabu (29/7).
"Kami mencegah upaya infiltrasi ke tanah kami," tambah Netanyahu. Ia menyinggung bentrokan pasukan bersenjata di perbatasan Israel-Lebanon pada Senin (27/7) lalu.
Dalam pernyataannya tentara Israel mengatakan pada Senin lalu mereka 'menggagalkan upaya penyusupan yang dilakukan Hizbullah' di wilayah Jabal Ros. Sebelumnya, media-media Israel juga melaporkan ada kelompok yang mencoba menyusup Shebaa Farms yang terletak di persimpangan perbatasan Lebanon-Suriah dan Dataran Tinggi Golan yang kini diduduki Israel.
Namun, melalui pernyataannya Hizbullah membantah tuduhan tersebut. Mereka menegaskan 'tidak ada bentrokan atau penembakan yang terjadi di pihak kami dalam peristiwa yang terjadi di selatan perbatasan Lebanon'.
"Melainkan hanya satu pihak musuh yang takut, gelisah dan tegang," kata mereka.
Di sisi lain, kelompok itu mengancam akan merespons kematian salah satu anggotanya yang tewas dalam 'agresi Israel' di Bandara Internasional Damaskus beberapa hari lalu. Hizbullah mengatakan balasan atas peristiwa itu 'pasti akan datang'.
Ketegangan militer terjadi ketika pasukan Israel di sepanjang perbatasan utara negara itu terus waspada. Mereka mengantisipasi serangan balasan dari Hizbullah. Kelompok yang bermarkas di Lebanon itu berjanji akan membalas serangan yang mereka yakini dilakukan Israel.