Kamis 30 Jul 2020 01:15 WIB

Polda Jabar Kerahkan Personel di Titik Rawan

Hadapi lonjakan arus lalu lintas jelang Idul Adha Polda Jabar awasi titik rawan

Rep: Djoko Suceno/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah pengendara menunggu waktu pembukaan jalur satu arah untuk menuju puncak di Bogor, Jawa Barat. Hadapi lonjakan arus lalu lintas jelang Idul Adha Polda Jabar awasi titik rawan. Ilustrasi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pengendara menunggu waktu pembukaan jalur satu arah untuk menuju puncak di Bogor, Jawa Barat. Hadapi lonjakan arus lalu lintas jelang Idul Adha Polda Jabar awasi titik rawan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Direktur Direktorat Lalu Lintas Polda Jabar Kombes Pol Edi Junaedi mengatakan akan terjadi lonjakan arus lalu lintas di sejumlah titik menjelang libur hari Raya Idul Adha 1441 H yang jatuh pada Jumat (31/7). Lonjakan arus lalin tersebut puncaknya akan terjadi pada Kamis (30/7).

"Kami prediksi akan terjadi lonjakan arus lalu lintas pada H-1 yaitu pada Kamis," kata dia kepada para wartawan usai Gelar Pasukan Pengamanan Idul Adha, Rabu (29/7) di Mapolda Jabar.

Baca Juga

Lonjakan arus lalu lintas tersebut, kata Edi, aķan terjadi di sejumlah ruas jalan tol, jalur arteri, dan jalur wisata. Karena itu, Ditlantas Polda Jabar mengerahkan personelnya di sejumlah titik rawan kemacetan.

Ia mengatakan pengamanan jalur lalu lintas di masa libur Idul Adha berbarengan dengan Operasi Patuh Lodaya. Karena itu, selama pengamanan jalur lalu lintas personel di lapangan diminta bersikap humanis. Edi juga meminta personel yang bertugas mengedepankan tindakan preventif dan penegakan hukum lalu lintas secara selektif.

"Kedepankan preventif dan penegakkan hukum lalu lintas. Termasuk disiplinkan masyarakat khususnya pengguna kendaraan bermotor untuk selalu menaati protokol kesehatan untuk menekan Covid-19," ujar dia.

‎Ia juga meminta anggotanya tidak melakukan pungutan liar serta tidak bersikap arogan. Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi dengan Koralntas Polri, pelaksanaan penegakan hukum lalu lintas yang semula 20 persen menjadi 10 persen. Edi mengatakan yang akan diperbanyak adalah kegiatan sosial dan berekreasi seperti penyuluhan dan pendidikan masyarakat seperti penyebaran leaflet tentang pencegahan corona.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement